Twenty Seven

84 13 0
                                    

Mulai sekarang, aku bakalan rajin update cerita ini yaa. Jadi  jangan bosan-bosan buat vote dan komen ^^

Enjoy!

***

Beberapa tahun kemudian

Rina memasukkan laptop miliknya ke dalam tas. Ia kemudian segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Diambilnya handphone dari saku celananya. Gadis itu langsung membuka chat dari Sehun.

 Gadis itu langsung membuka chat dari Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Rina terhenti saat seseorang berdiri di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Rina terhenti saat seseorang berdiri di depannya. Gadis itu menatap malas pada laki-laki di hadapannya.

"Hai Rina," sapa laki-laki itu.

"Apa sih Hyunjin? Gak capek apa setiap hari samperin gue mulu," balas Rina acuh.

"Gak lah."

Hyunjin merangkul pundak Rina. Mulut laki-laki itu tak berhenti berbicara membuat Rina jadi teringat dengan ibunya Jeno.

"Rina!"

Rina menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Ia tersenyum saat melihat Bomin yang berlari ke arahnya.

"Kenapa Min?" tanya Rina.

"Dipanggil Pak Doyoung di ruangannya," ucap Bomin. Rina mengangguk. Hyunjin yang mendengar itu mengerutkan keningnya.

"Kok kayaknya Pak Doyoung sering banget manggil lo sih? Lo pacaran sama dia?" tanya Hyunjin.

"Eng--"

"Lo baru tau Jin? Kemana aja lo selama ini," potong Bomin. Rina melotot ke arah temannya itu sedangkan Bomin hanya mengedipkan sebelah matanya.

Memang Hyunjin tidak tau jika Doyoung adalah abang dari Rina. Itu semua karena setiap Hyunjin mampir, Doyoung pasti selalu tidak ada di rumah. Dan Hyunjin tidak pernah masuk ke rumah Rina selain ke ruang tamu. Jadi laki-laki itu tidak melihat foto keluarga Rina.

"Enggak kok. Sebenernya Doyoung itu abang gue," ralat Rina. Ia tidak ingin berbohong. Lagipula, Doyoung juga tidak mengajar di jurusannya. Jadi aman-aman saja jika ia berkata seperti itu.

Mas-Mas BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang