Sebulan kemudian...Rosy menuruni tangga rumahnya dengan perlahan-lahan. Ia tersenyum sumringah saat melihat banyaknya makanan manis yang ada di meja ruang keluarga. Wanita itu langsung mengambil brownies coklat dan mendudukkan dirinya di antara Rina dan Luna.
"Lo panas-panas gini ngapain pake hoodie Ros?" tanya Doyoung.
"Ya gapapa. Lagi mau aja," jawab Rosy acuh.
"Aneh banget sih lo. Biasanya juga pake kaos oblong doang," komen Eunwoo.
"Suka-suka gue lah mau pake apa. Lagian kalau panas kan tinggal nyalahin AC."
"Galak banget. PMS lu?"
Rosy tidak menjawab. Ia memasukkan sesendok penuh brownies ke dalam mulutnya.
Saat mereka sedang asik menonton televisi, tiba-tiba saja muncul iklan pampers bayi. Lalu secara tiba-tiba, Luna menangis dengan keras membuat semuanya langsung panik. Chanyeol yang ada di depan rumah langsung berlari menghampiri istrinya dan membawa Luna ke dalam pelukannya.
"Sayang hey kenapa nangis?" tanya Chanyeol lembut. Wajahnya benar-benar terlihat khawatir dengan keadaan Luna.
Luna semakin menenggelamkan wajahnya di perut Chanyeol. Dengan sabar, Chanyeol menepuk punggung Luna dengan lembut.
Melihat keadaan Luna yang masih terguncang saat melihat bayi, Rosy jadi terdiam. Ia perlahan menyingkir dan naik ke atas tanpa disadari oleh yang lain. Hanya Sehun yang melihat itu. Sehun lantas melangkah menyusul istrinya ke kamar.
"Ochi? Kamu nangis?" tanya Sehun pelan. Ia menghampiri Rosy yang duduk membelakanginya dengan tubuh bergetar. Melihat ada air mata yang turun, Sehun segera membawa Rosy ke dalam pelukannya.
"Mas, aku gak tega banget ngeliat Kak Luna kaya gitu. Pasti dia sedih banget karena kehilangan anaknya," ucap Rosy. Sehun mengelus rambut Rosy yang halus.
"Luna gak kenapa-napa kok. Dia cuma teringat sama anaknya. Kamu gak usah khawatir ya? Lebih baik kamu pikirkan kandungan kamu," ucap Sehun.
"Apa kita pindah rumah aja ya Mas? Aku takut Kak Luna jadi tambah sedih kalau tau aku hamil," ucap Rosy. Ia mendongak untuk menatap mata Sehun yang tengah memandangnya dengan teduh.
"Mas kenal Luna udah lama banget. Dan dia bukan orang yang kayak gitu kok. Nanti saat waktunya tiba, Mas yakin dia pasti ikut senang dengan adanya bayi di dalam perut kamu. Tolong jangan pikirkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi ya? Itu bisa bikin kamu stres."
"Mas," panggil Rosy.
"Dalem Sayangku?"
"Cium."
Sehun tersenyum lantas mencium bibir istrinya dengan lembut. Namun Rosy malah melepaskan ciuman mereka dan menatap sebal ke arah Sehun.
"Bukan aku!"
"Terus siapa?"
"Anak kamu.."
Sehun langsung tertawa. Ia menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan perut Rosy.
"Anak kita," ralat Sehun sebelum menghujami perut Rosy dengan ciuman dan elusannya.
***
Hari-hari berikutnya masih sama. Mereka masih menyembunyikan kehamilan Rosy. Karena setelah kejadian saat tangis Luna pecah, dalam diam Rosy jadi lebih sering memperhatikan Luna. Kakak iparnya itu memang sering menangis saat melihat bayi. Dan puncaknya adalah waktu itu. Luna sudah tidak bisa lagi menahan dirinya. Makanya dia nangis kejer sampai bikin Chanyeol pening bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas-Mas Bobrok
Fiksi PenggemarCerita ringan tentang Rina dan kesembilan Masnya yang ribetnya ngalahin mak-mak.