Fifty Five

56 9 0
                                    


Doyoung menatap serius ke arah Regina yang sedang makan. Ia tiba-tiba saja mengambil tangan Regina membuat gadis itu menatap Doyoung dengan mulut yang penuh makanan.

"Aku bukan cowok romantis Gi. Tapi, kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Doyoung tiba-tiba.

Regina sontak tersedak makanannya. Doyoung menyerahkan segelas air putih yang langsung gadis itu tenggak.

"Kenapa tiba-tiba sih?" tanya Regina kesal. Hidungnya terasa perih saat ini.

"Mau gak?"

"Ck iya mau."

"Kok gak ikhlas gitu jawabnya?"

"Ikhlas kok."

"Coba ulang. Yang lembut gitu jawabnya."

Regina menghembuskan napasnya. Ia balas menatap Doyoung.

"Iya aku mau."

***

Regina masih ngambek.

Itu adalah fakta yang membuat Doyoung pening bukan main. Ia tidak pernah menghadapi perempuan yang sedang marah. Karena selama ini, jika Rina sedang marah pun, Doyoung hanya akan diam. Lalu tak beberapa lama, mereka akan baikan dengan sendirinya.

Tapi kan ini yang ngambek Regina. Bukan Rina.

Doyoung membereskan meja kerjanya. Ia mengambil jasnya dan segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan.

Regina mendengus saat melihat Doyoung masuk ke dalam lift. Sudah pasti pacarnya itu kabur begitu saja. Dengan bete, Regina ikut membereskan pekerjaannya dan segera beranjak.

"Mau kemana?"

"Aku izin ya Mbak. Tiba-tiba gak enak badan."

Regina pamit pada rekan kerjanya itu. Tiba di bawah, ia bisa melihat Doyoung yang sedang berbicara dengan wanita yang tadi Regina lihat. Lalu tak lama seorang pria tampan datang dan langsung merangkul wanita tadi. Sayup-sayup, Regina masih bisa mendengar percakapan mereka.

"Makasih Doy udah jagain Rosy."

"Hmm. Jagain bininya noh."

Regina mengerjap mendengar itu. Ia tidak salah dengar kan tadi?

"Regina ya?"

Regina tersentak saat wanita hamil itu kini sudah berdiri di dekatnya.

"Iya," jawab Regina bingung.

"Saya Rosy, calon kakak ipar kamu."

"Ya?"

Regina semakin bingung saat mendengar itu. Ia tidak mengerti dengan apa yang wanita itu katakan.

"Kamu pacarnya Doyoung kan? Saya itu kakak iparnya. Jadi, kamu jangan salah paham ya," ucap Rosy.

"Ah...iya."

"Kalau gitu saya duluan ya. Sampai ketemu lagi."

Rosy dan Sehun berlalu setelah pamit pada Regina.

Masih dengan keterkejutannya, Regina menghampiri Doyoung yang sepertinya memang menunggu dirinya.

"Udah gak ngambek?" tanya Doyoung.

"Tadi beneran kakak ipar kamu?" tanya Regina.

"Iya. Yang cowok tadi itu Bang Sehun. Kembarannya Bang Kai," jawab Doyoung.

"Bentar. Berarti kamu adiknya yang punya perusahaan dong?" tanya Regina terkejut.

"Hehehe iya. Kaget ya?"

Mas-Mas BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang