Setelah menunggu beberapa saat, pelayan pun datanng.
"Silahkan" ucap pelayan itu lalu pergi meninggalkan mereka.
"Makasih" jawab Agatha dengan senyum manisnya.
"Ehh Nya, emng lo nggak penasaran sama anak Brigez?" Tanya Bianca tiba-tiba.
"Uhukkkk....uhukkkkkk" Vanya kaget dengan ucapan Bianca sampai keselek.
"Kenapa sih lo?" Tanya Helena lalu menjitak kepala Vanya.
"Apa peduli gw?" Jawab Vanya membuat Helena dan Bianca membulatkan mata.
"Cihh, sok nggak peduli" jawab Bianca.
"Tau lo, ntar suka lagi sama kak Nando" ucap Helena.
"Gw boleh tau nama mereka?" Tanya Vanya kepada tiga temannya.
"Cie.... kepo" ucap Helena.
"Gw serius pala gentong!" Hardik Vanya
"Nando, Fillo, Bara, Sebastian, Joe, Alaska" jawab Bianca
Drtt...drt....
Ponsel Vanya bergetar, dan nama yg tertera disana adalah 'Nathan'
"Halo kenapa kak?"
Kamu dimana?
"Di cafe kak, kenapa?"
Kirim alamat rumah di jakarta
"B-buat apa kak?"
Ada urusan
"Jalan garuda no 25"
Tut...
"Siapa Nya?" Tanya Agatha.
"Kak Nathan" jawab Vanya.
Mereka semua hanya membalas dengan anggukan kecil, mereka pun tak ada yg membuka suara. Karna fokus pada makanan mereka masing-masing.
"Nya kita boleh main di rumah lo sebentar?" Tanya Bianca.
"Kan ada tugas juga" ucap Helena tak mau kalah.
"Iya iyaa, nanti ke rmh gw dulu" jawab Vanya pasrah.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, mereka berempat pun akhirnya memutuskan untuk ke rumah Vanya sekarang.
- di rumah
"Assalamualaikum, Vanya pulangg" teriak Vanya kegirangan.
"Heh! Gausah teriak bisa nggak si? Atau perlu gw sumpel dulu mulut lo?" Hardik Helena.
"Agatha sayang masuk yukk, ada orang nggak waras" jawab Vanya sambil melirik ke arah Bianca & Helana.
Mereka pun mulai memasuki rumah Vanya, di ruang TV sudah ada Mauren yg sedang bermain dengan ponselnya.
"Ma, aku sama temen-temen mau ngerjain tugas dulu ya?" Tanya Vanya pada Mauren.
"Yaudah sana" jawab Mauren.
Mereka berempat pun akhirnya pergi meninggalkan Mauren.
- di kamar
"Nya kamar lo gelap bgt, kek masa depannya Bianca" ucap Helena polos.
"Kenapa lo bawa-bawa gw soang!" Teriak Bianca.
"Oh salah ya?" Tanya Helena menunjukkan senyum kuda.
"Vanya bawa pulang Helena aja, kalo ada dia gw darah tinggi tau nggak!" Bentak Bianca lalu duduk di kasur Vanya.
"Udah-udah, ini rumah orang lohh" ucap Agatha, lalu mendapat pelukan dari Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA [COMPLETED]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] hidup dengan kekayaan tidak membuat Vanya bahagia, ia rela di tuntut bahkan sering masuk berita karna kesalahan kecil. ayahnya pun sudah tak perduli lagi dengannya, akibat kejadian empat tahun lalu membuat Vanya di anggap ta...