Seorang gadis dengan rambut tergurai baru saja masuk ke dalam sekolah dengan tergesa-gesa, memang sekarang sudah jam setengah delapan.
Saat sedang berlari di lorong, ia tak sengaja bertemu dengan bu Layu--guru BK
Dengan rambut yg di cepol ala keraton."VANYA! HORMAT KAMU DI LAPANGAN!" Teriak bu Layu.
"E...eh iya bu!" Teriak balik Vanya.
Dengan wajah gusar, Vanya segera ke lapangan. Dan hari ini matahari begitu terik, Vanya pun segera melangkah ke depan tiang bendera lalu hormat.
Keringat sudah bercucuran, kening Vanya sekarang sudah basah karna keringat. Vanya sangat haus kali ini, padahal jam istirahat masih lama.
Tiba-tiba ada yg menyodorkan air putih dingin di depan dada Vanya, Vanya pun menoleh dan mendapati Aldi disana. Vanya tersenyum lalu menerima minuman tersebut, Vanya segera membuka dan meneguknya.
"Makasih Al" ucap Vanya.
"Iya, kok lo bisa telat?" Tanya Aldi.
"Tadi bangun kesiangan" jawab Vanya.
Aldi hanya ber 'oh' ria, tapi yg membuat Vanya bingung adalah Aldi tak ke kelas. Ia takut kalau Aldi akan di hukum sepertinya, apakah sudah istirahat? Atau jam kosong?
"Kok masih di sini? Nggak ke kelas?" Tanya Vanya.
"Bu Hamzah nggak ngajar" jawab Aldi.
"Kok lo tau gw disini?" Tanya Vanya lagi.
"Tau lah, kan gw cenayang" jawab Aldi sambil tertawa.
"Gw serius Al" ujar Vanya.
"Tadi pas di atas gw liat lo disini, makanya gw samperin lo"
"Buat apa?"
"Ngasih minuman lah"
"VANYA! ALDI! KALIAN IBU HUKUM!" teriak bu Layu dari kejauhan.
"Tuhkan Al"
"Udh gapapa"
***
Saat ini Vanya sedang berjalan ke kantin, disana sudah ada Helena, Bianca, Agatha dan Alia. Dengan segera Vanya langsung ke meja mereka, disana Helena menatap Vanya bingung. Mengapa tadi ia tidak masuk kelas?
"Nya" panggil Helena.
"Hm?" Jawab Vanya.
"Kok lo nggak masuk kelas?" Tanya Helena.
"Di hukum" jawab Vanya.
"Hah?!" Teriak Helena.
"Sssttt brisik!" Hardik Vanya.
"Kenapa bisa?" Kali ini Bianca yg bertanya.
"Ya bisa aja lah!" Jawab Vanya.
"Udh kasian Vanya capek" lerai Agatha.
"Lo emng the best!" Pekik Vanya.
Beberapa menit kemudian, semua para kaum hawa teriak histeris. Ya itu sudah bisa di tebak oleh Vanya dan teman-temannya, pasti disana ada geng Brigez.
"Haloo Bianca sayang!" Sapa Bara.
"Eh Bar nanti pawangnya marah" ujar Fillo sambil menunjuk Alaska pakai dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[Follow sebelum membaca] hidup dengan kekayaan tidak membuat Vanya bahagia, ia rela di tuntut bahkan sering masuk berita karna kesalahan kecil. ayahnya pun sudah tak perduli lagi dengannya, akibat kejadian empat tahun lalu membuat Vanya di anggap ta...