Seorang lelaki dengan paras tampan tengah duduk di atas sofa empuk, dengan satu tangan yg memegang remot televisi. Kini Nando tengah asik di dalam rumahnya, dia tidak akan berkumpul hari ini. Karna Arnold bilang nanti akan ada tamu yg datang.
"Kak? Sana gih siap-siap, sebentar lagi tamunya akan datang. Jangan lupa beresin sofanya ya?" Tanya Bian—ibu Nando—Nando hanya mengangguk lalu naik ke kamarnya.
Disana ia hanya memakai pakaian santai, dengan baju hitam oblong dan celana jeans panjang. Walaupun sederhana, tapi tidak dapat menghilangkan ketampanannya.
Nando segera turun, disana sudah ada Arnold, Bian dan Rasya. Ia segera duduk di sofa tepat di samping adiknya, Rasya. Disana ia dapat melihat bahwa Rasya hanya sibuk dengan benda beradiasi.
"Ma? Siapa yg mau dateng? Adek udh capek nunggunya, mau tidur aja" Keluh Rasya yg mengalihkan perhatian kedua orang tuanya.
"Sebentar ya dek, sepertinya tamu kita sudah dekat. Sabar sebentar lagi" Ujar Bian menenangkan, disaat yg bersamaan bel dari luar sudah bunyi.
Bian tersenyum lalu berdiri, melangkah menuju pintu. Hal yg pertama kali Nando lihat adalah seorang gadis dengan rambut sepunggung, sebelumnya Nando belum pernah liat gadis itu.
"Maaf kita lama, tadi jalanan sangat macet" Jujur wanita yg usianya tak jauh dari Bian, Bian mengangguk lalu membawa kelurga kecil itu masuk.
"Selamat malam, apa sudah lama menunggu? Maaf tadi kita menunggu Clara pulang dari tempat les" Balas lelaki bertubuh tegap, Arsya Imanuel.
"Tidak apa-apa, kita juga tidak menunggu terlalu lama. Bisa kita bicarakan sekarang? Soalnya Nando masih ada urusan" Pinta Arnold, yg di angguki oleh semua orang.
"Jadi kita sepakat untuk menjodohkan, antara Nando dan Clara bukan? Dan kini kita akan membahas perjodohan itu" Ucap Anita—ibu Clara—
"Loh abang mau di jodohin? Kok nggak bilang sama Aca si bang?" Tanya Rasya dengan muka cemberut, setelah dapat pertanyaan seperi itu Nando langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Rasya.
"Abang nggak tau, jangan marah nanti abang beliin kamu sushi" Bisiknya, yg di angguki oleh Rasya.
"Oh iya, nanti Clara akan di pindahkan ke sekolah yg sama seperti Nando" Ucap Arnold, Clara tersenyum lalu mengangguk.
***
Pagi ini Nando sudah siap akan berangkat ke sekolah, dengan baju yg di keluarkan lalu dia kancing teratas di buka. Setelah selesai Nando ke lantai dasar, tapi langkahnya berhenti. Saat melihat perempuan dengan makeup menor, siapa lagi kalau bukan Clara Margaretha Imanuel.
Kini gadis itu sedang duduk bersama keluarga Nando, Nando melangkah maju laku duduk di sebelah Bian. Ia dapat melihat wajah Clara yg bahagia, entah karna apa? Nando tak perduli.
Ia segera melahap sandwich yg di siapkan oleh Bian, lalu meminum segelas air putih dan beranjak dari meja makan. Ia sempat berpamitan dengan Arnold dan Bian, lalu keluar.
"Kok kamu ninggalin aku sih! Aku kan udh nunggu dari tadi!" Kesla Clara dengan mulut yg di majukan, Nando melirik sebentar lalu menatap lurus.
"Kok kamu diemin aku sih! Aku lagi ngomong loh Nan, jawab dong aku kayak lagi ngomong sama angin tau nggak!"
"Oh iya, aku bawain bekel buat kamu loh nanti di makan ya? Atau nggak nanti kita ke kantin bareng? Soalnya kan ini hari pertama aku masuk sekolah kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA [COMPLETED]
Ficção Adolescente[Follow sebelum membaca] hidup dengan kekayaan tidak membuat Vanya bahagia, ia rela di tuntut bahkan sering masuk berita karna kesalahan kecil. ayahnya pun sudah tak perduli lagi dengannya, akibat kejadian empat tahun lalu membuat Vanya di anggap ta...