Pagi ini Vanya sedang menemani Rachel, mereka kini sedang berjalan menuju perpustakaan. Entah tapi Rachel mengajak Vanya untuk ke perpustakaan, Vanya hanya mengiyakan.
Lagi pula mereka kini bersaudara, apa lagi yg perlu di ragukan? Tidak ada. Itu yg membuat Vanya percaya, mereka pun sampai di perpustakaan.
Disana lumayan sepi, hanya ada beberapa siswa atau siswi. Rachel pun mengajak Vanya untuk duduk di sebelah jendela, mereka pun bercanda gurai.
"Kak, kapan pernikahan sama kak Gara?" Tanya Vanya.
"Ah, palingan sesudah kaka lulus" jawab Rachel.
"Seneng deh kak, punya calon kayak kaka" ujar Vanya sambil tertawa.
Dan hanya di balas tawa oleh Rachel, sungguh sebenarnya Rachel ingin sekali mempunyai kaka atau adik perempuan. Tapi tuhan berkehendak lain, dia sendiri adalah anak tunggal.
"Nya, mau baca buku apa?" Tanya Rachel.
"Biasanya kalo lagi mood pelajaran, tapi kalo lagi nggak mood baca novel" jawab Vanya.
Ya, di perpustakaan sekolah mereka ada sebuah rak yg diisi oleh Novel. Tak jarang siswi-siswi senang ke perpustakaan hanya untuk membaca novel, walaupun itu sama dengan kegiatan Vanya.
(Bayangin perpus bagian novel)
"Yaudah kaka mau ambil satu novel dulu" pamit Rachel lalu berdiri.
Vanya mengangguk, lalu menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan miliknya. Tak selang beberapa lama ada sebuah tangan kekar yg mengelus puncak kepalanya, Vanya pun mendongak pendapati Nando di sana.
Sungguh, mengapa harus Nando? Mengapa tidak orang lain? Walaupun Vanya tak berharap lebih saat puncak kepala nya di pegang dengan halus oleh cowok.
"Mau ngapain?" Ketus Vanya.
"Megang kepala lo, nggak boleh?" Tanya Nando.
"Lo tau nggak si, Nggak Sopan" ujar Vanya sambil menekan kata 'nggak sopan'
"Trus gw sopannya megang tangan lo gitu?" Ledek Nando.
"Mau lo apa sih? Udh ah gw mau balik ke kelas" hardik Vanya.
Vanya pun pergi, tanpa Nando yg menghalang tangannya. Sungguh menaklukan seorang Vanya tidak mudah, Rachel yg baru kembali pun di buat kebingungan.
***
"Nggak mau Vernando!" Tolak Vanya.
"Naik atau gw tarik?" Tanya Nando sambil tersenyum miring.
Saat ini Vanya sedang mengoceh di balik kaca helmnya, tanpa Vanya sadari ocehan itu dapat di dengar oleh Nando. Tapi Nando masih bisa tutup mulut, walaupun lucu ketika Vanya sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA [COMPLETED]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] hidup dengan kekayaan tidak membuat Vanya bahagia, ia rela di tuntut bahkan sering masuk berita karna kesalahan kecil. ayahnya pun sudah tak perduli lagi dengannya, akibat kejadian empat tahun lalu membuat Vanya di anggap ta...