Weekend ini Vanya sudah berjanji sama kedua sahabatnya itu, ia akan pergi ke suatu mall yg lumayan terkenal di bandung. Banyak juga anak muda yg kesana, sekarang jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.
Vanya pun segera mandi lalu memakai pakaian oversize ciri khas nya, ia memakai baju putih berlengan pendek dengan celana kotak-kotak miliknya.
Rambut indah coklat Vanya sudah tergerai, ia pun hanya memakai jedai agar kelihatan sedikit menarik dan ia pun sedikit mencurly rambut bagian bawahnya.
Ting... Tong...
Vanya pun segera turun ke bawah, lalu membuka pintu. Disana terlihat Molin dan Lala yg sudah rapih dengan pakaian mereka, Vanya tersenyum lalu mengajak mereka masuk untuk menunggu nya memakai sedikit riasan wajah.
Vanya segera naik ke kamarnya, lalu memakai bedak bayi dan sedikit lipbalm di bibir merah muda miliknya. Ia pun mengambil tas lalu turun, uang Vanya pun terbilang cukup sedikit. Jadi ia harus menghemat, karna Vanya belum bayar listrik dan membeli kebutuhan sehari-hari.
"Yuk La, Mol" Ajak Vanya.
"Cantik banget lo Nya!" Pekik Lala yg hanya di balas kekehan oleh Vanya.
"Lo udh kayak artis Nya!" Lanjut Molin.
"Yaudah yuk! Akbar, Gio sama Dino udh nunggu" Ajak Vanya.
Ya, hari ini mereka memang mengajak ketiga cecurut itu. Itu pun paksaan dari Dino, itu pun mampu membuat Lala dan Molin leleh.
Setelah lima belas menit perjalanan mereka pun sampai, disana mereka sudah melihat ketiga mahluk ghaib itu. Siapa lagi kalau bukan Akbar, Gio sama Dino.
"Crocola!" Teriak Akbar.
"Apaansi nama gw Capella Dewangga!" Sentak Lala.
"Nggak nanya" Jawab Akbar.
"Udh buruan masuk, mau main Timezone dulu nggak?" Tanya Vanya.
"Boleh!" Pekik Molin.
"Eh Molen telinga gw bisa sakit nih denger teriakan lo" Kesal Dino.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA [COMPLETED]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] hidup dengan kekayaan tidak membuat Vanya bahagia, ia rela di tuntut bahkan sering masuk berita karna kesalahan kecil. ayahnya pun sudah tak perduli lagi dengannya, akibat kejadian empat tahun lalu membuat Vanya di anggap ta...