Sebuah musik terdengar jelas di gendang telinga milik Nando, lampu kelap kelip menghiasi ruangan itu. Ya, sekarang Nando berada di club. Dia kesini pun di ajak oleh Bara, katanya agar bisa melihat cewe cantik.
Dari kejauhan Nando dapat melihat teman-temannya itu berada di salah satu meja, dengan segera Nando melangkah menghampiri mereka. Setelah sampai Nando memilih duduk di sebelah Alaska, sedangkan Alaska? Dia hanya berkutat dengan ponselnya.
"Ikan hiu...makan ikan hiu..i love youu" goda Bara.
"Nggak nyambung bego!" Hardik Fillo.
"Bodo amat yg penting cewe klepek-klepek sama gw" ujar Bara.
Sebastian hanya menggeleng melihat tingkah laku kedua temannya ini, dia memang salah pilih teman. Tak sengaja Sebastian melihat salah satu perempuan, berpakaian tidak minim.
Perempuan itu memilih memakai baju oversize dan celana panjang, dia masuk lalu duduk di bangku bar. Sebastian mulai memerhatikan setiap inci, dia seperti kenal dengan wanita itu.
"Pesen air putih sama lemon" pesan gadis itu.
Sebastian mengernyit heran, mengapa di club dia lebih memilih memesan air putih dan lemon? Aneh.
Sebastian pun lebih memilih menghampiri gadis itu, dia di buat kaget karna dia adalah Vanya.
Vanya tak menyadari adanya keberadaan anak Brigez, dia masih asyik mengobrol dengan salah satu pelayan wanita.
"Vanya lo kenapa lagi?" Tanya Asya--Pelayan.
"Biasa ada masalah" jawab Vanya sambil terkekeh.
"Ayah lo lagi?" Tanya Asya lagi.
"yes, as usual" jawab Vanya.
Sebastian semakin di buat bingung, ayah? Masalah? Sudah biasa? Sungguh itu membuat kepala Sebastian ingin pecah. Dia tidak mau pikir panjang, dia pun kembali duduk.
Tapi matanya masih setia melihat Vanya, sedangkan Vanya? Dia tidak tau bahwa Sebastian sedang mengamati nya.
***
Malam ini Vanya sedang uring-uringan di kasur Queen Size miliknya, dia sekarang sangat bosan. Debora tadi izin pergi dengan Alfian, menyebalkan.
Vanya pun punya ide cemerlang, mengapa dia tidak pergi ke tempat Asya bekerja? Ya. Benar, Vanya pun ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Vanya pun segera ke lemari, dia tidak mau memakai baju yg terbuka.
Dia pun memilih celana jeans dan baju oversize, memang aneh. Tapi dia hanya tidak ingin tubuhnya terekspos, dia memakai baju warna putih berlengan pendek yg melekat pas pada tubuh ramping nya.
Vanya pun segera turun ke bawah, disana hanya ada bi Rone. Karna Anton dan Mauren masih bekerja, sedangkan Nathan? Dia sedang ke markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA [COMPLETED]
Jugendliteratur[Follow sebelum membaca] hidup dengan kekayaan tidak membuat Vanya bahagia, ia rela di tuntut bahkan sering masuk berita karna kesalahan kecil. ayahnya pun sudah tak perduli lagi dengannya, akibat kejadian empat tahun lalu membuat Vanya di anggap ta...