Haiiii....
Update lagi lah, meski persediaan draft makin tipis. Tapi demi kalian yang menanti-nanti (yah emang iya ditungguin? Udahlah bilang aja iya biar aku jingkrak-jingkrak) 🤣🤣
Dahlah, Happy Reading~
———————
Malam terakhir di camping tahun ini, seluruh murid berkumpul untuk mendengarkan pengumuman dari pembina camping.
"Baik dengarkan dulu, jurit malam kali ini bertujuan untuk melatih kepemimpinan, kekompakan dalam tim dan juga keberanian kalian. Kalian akan masuk ke hutan tanpa ada penerangan. Nggak boleh bawa senter nggak boleh bawa handphone. Huh, bakal seru banget," terang pembina camping dengan bersemangat.
"Pak, seru apanya sih, Pak."
"Pak, nanti kalau ketemu setan gimana?"
"Iya, Pak nanti kalau saya diculik gimana?"
"Masa nggak boleh bawa senter, Pak? Gelap tau, Pak."
Protes murid-murid. Hari sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan mereka semua dibangunkan dengan paksa. Bayangin aja mereka masih ngantuk suruh jalan di gelapan. Males banget kan?
"Haduh, saya itu dulu ya kalau camping begini paling suka sama jurit malam. Tenang, medan di dalam hutan sudah di rancang dengan baik. Kalian tinggal mengikuti petunjuk aja," jelas pembina camping. "Misinya, kalian harus bisa menemukan bendera kelompok kalian di dalam hutan yang sudah saya dan pembina lain rancang sebaik mungkin."
"Berapa bendera, Pak?" tanya Sagara yang menimang-nimang kira-kira berapa waktu yang dibutuhkan untuk menemukan bendera.
"Sesuai jumlah kelompok kalian. Kelompoknya masih tetap sama yaitu kelompok saat kalian MOS," jelas pembina camping.
"Jika sudah paham, silahkan bersiap memasuki hutan. Kelompok pertama yang berhasil menemukan semua bendera dan kembali ke sini akan mendapat piagam dari sekolah," ucap pembina camping.
Seluruh murid kelas sebelas berjalan satu persatu memasuki hutan gelap.
————
"Kalau gelap banget begini, yang ada kita nggak bisa nemuin benderanya," keluh Bryan.
"Cari aja nggak usah banyak ngeluh. Kita cuma berlima harusnya lebih cepet nemu," tandas Nayara dengan nada ketus.
"Iya-iya, galak banget."
Liam menyenggol Bryan untuk berhenti berbicara. "Kita misah aja deh?" tawar Liam.
"Emang boleh misah?" tanya Sasi bingung.
"Pembinanya nggak tau, jadi anggep aja boleh. Lagian kita nggak bakal nyasar kan hutannya nggak begitu besar. Biar cepet nemuin benderanya. Nanti kita kumpul lagi di jalan keluar hutan. Gimana?" saran Liam.
"Setuju," ucap Bryan.
"Nayara biar sama gue sama Bryan. Sasi sama lo ya, Ga. Kita bagi dua tim," ucap Liam sambil menaik turunkan alisnya.
Pipi Sasi mendadak panas. Teman-temannya ini sengaja banget. Untung gelap, kalau terang bakal ketahuan pipinya memerah. Bisa malu.
Sagara menatap semua teman kelompoknya. Lalu mengangguk setuju.
"Oke, kita bubar sekarang. Hati-hati kalian berdua," goda Bryan. "Inget kalau cuma berdua, yang ketiga setan."
Sagara mendengus mendengarnya. "Kalau lo bertiga, berarti lo setannya, Yan!" tandas Sagara pada Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Teen FictionJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...