Sebelum memasuki part ini, dari judulnya udah dapet bocoran nih bakalan tentang calon saudara tiri Sasi.
Ayo coba tebak dulu, menurut kalian siapa calon saudara tiri Sasi? Komen di sini.
Clue: udah pernah kok dijelasin sedikit 🙆🏻♀️
Happy Reading! 💞
——————
Sasi berjalan memasuki rumahnya dengan gontai. Rumahnya masih tampak sepi, mamanya belum pulang dari kantor. Langkahnya membawa Sasi ke kamar.
Rasa lelah didera bertubi-tubi. Masalah yang berlomba datang di kehidupannya. Seperti, kehancuran keluarganya, menjadi broken home, ditambah dengan ucapan Sagara di sekolah.
Sasi termenung menatap dirinya di depan kaca.
"Lo harus kuat Sasi, lo harus jalanin semuanya dengan senyum kayak biasa!" Sasi bergumam menyemangati dirinya.
Lalu, Sasi berjalan pelan menghampiri kasurnya. Merebahkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar.
"Harusnya gue nggak boleh begitu ya sama Sagara." Sasi mulai bermonolog dengan dirinya sendiri.
Sasi memang suka mengintrospeksi diri setelah terjadi suatu hal. Baik perkataan maupun tingkah laku yang terasa salah.
"Dia kan udah minta maaf tadi, kenapa gue malah marah." Tangannya mulai mengacak rambutnya.
"Semoga aja Sagara nggak ilfeel terus ngejauh dari gue. Ampunnn, pusing pala barbie."
"Gue harus telfon Sagara nih," gumam Sasi sambil mengambil ponsel di saku roknya.
Mencari kontak Sagara, lalu mendesah bingung.
"Telfon nggak ya," gumam Sasi sambil menggigit bibir bawahnya menimang-nimang dengan ragu.
"Telfon aja kali." Putus Sasi sambil menekan tombol call di Whatsapp Sagara.
Lama bunyi menyambungkan, hingga suara Sagara terdengar di sebrang sana.
"Halo."
Sasi menahan nafasnya, seketika salah tingkah mendengar suara Sagara. Ternyata sesedih apapun, Sasi tetaplah Sasi.
"Halo, Sas?" Sagara di sebrang sana kembali menyapa.
"Bentar, Ga." Hanya itu sahutan dari Sasi karena berusaha menetralkan degub jantungnya.
Sasi tidak mendengar sahutan apa-apa dari Sagara di sebrang sana. Hanya helaan nafas Sagara saja yang memastikan Sagara masih menunggu.
"Kok diem, Ga?"
"Lo tadi bilang bentar, yaudah gue diem."
"Oh, iya juga ya." Sasi menggaruk kepalanya, meskipun Sagara tidak dapat melihat.
Selama beberapa detik mereka berada dalam keheningan.
"Gue minta maaf."
"Gue minta maaf."
Sasi dan Sagara bersamaan mengucapkan itu. Membuat pipi Sasi mengembang malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Roman pour AdolescentsJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...