Haii, I'm back dengan sejuta cinta untuk kalian ❤️
Aslinya aku mau nanya nih, kalian baca ESCOGER baper nggak sih? Apa aku doang yang nulis yang suka baper sendiri 🤣🤣
Buat kalian yang baca ESCOGER dan suka sama ceritanya, jangan lupa rekomendasikan cerita ini ketemen-temen kalian. Rekomendasi di Facebook, story WA, story Instagram dah mana-mana lah 💛💛💛💛
Jangan lupa follow akun @penajourneyku di Instagram
Udah reading baca part ini? Yuk, siap-siap jangan lupa setel lagu di mulmed biar makin ngena~
Semoga nggak ada typo 😇
Happy Reading~
——————————
Cowok itu, bergerak dengan gelisah di kasurnya, keringat dingin membasahi pelipis serta kaos putih yang dipakainya tidur.
"Bukankah ayah mengajarkan kamu untuk memprioritaskan hal-hal yang penting seperti masa depanmu?"
"Ayah tidak menyukai keputusan kamu untuk berpacaran. Ini terlalu dini dan mengganggu prioritasmu, Sagara! Menjadi tentara misi perdamaian bukanlah hal yang mudah."
"Bagaimana bisa kamu yakin kalau Sasi tidak akan menghalangi cita-citamu?"
"Jangan kecewakan ayah, Sagara!"
"Sagara, jaga bunda dan kakakmu. Setelah tugas ayah selesai, ayah akan segera pulang. Ingat! Fokus Sagara, jangan kecewakan ayah!"
"Jangan kecewakan ayah."
"Jangan kecewakan ayah."
"Jangan kecewakan ayah."
"AYAH!"
Cowok itu, Sagara, bangun dengan terengah-engah. Sudah hampir satu minggu berlalu, setiap malam Sagara selalu memimpikan sang ayah. Entahlah, Sagara merasa sangat menyesal dengan kejadian terakhir. Dia selalu merasa telah mengecewakan ayahnya.
Sagara mengusap rambutnya ke atas, lalu menjambaknya kuat-kuat. Tangisnya meledak.
"Maafin, Sagara, Yah," ucapnya dengan suara parau.
Jadi butuh berapa lama orang berdamai dengan sebuah duka? Satu bulan, dua bulan, satu tahun? Bahkan waktu itu pun terlalu singkat untuk berdamai bersama duka.
Ikhlas, ya benar ... Sagara memang mengikhlaskan kepergian sang ayah yang saat ini berjalan satu minggu. Namun, rasa bersalah itu masih terus bercokol di hatinya.
Kamu tahu rasanya seperti menjadi orang yang sangat-sangat payah? Itulah yang saat ini Sagara rasakan. Hal itu membawa dampak buruk bagi hubungannya dengan Sasi.
Entahlah, Sagara benar-benar menjaga jarak dengan kekasihnya itu, apalagi akhir-akhir ini dia sibuk latihan basket. Semakin tidak ada waktu untuk Sasi. Ditambah, ucapan sang ayah tentang prioritas selalu bergaung di telinganya. Sehingga saat ini, Sagara berusaha mengejar prioritas yang dimaksud ayahnya tanpa dia sadari.
—————————
Sagara memantulkan bola basketnya dengan asal untuk melampiaskan emosi sedih yang mengendap dengan kuat. Mimpinya tadi malam membuat Sagara merasa lelah menjalani hari ini. Latihan baru saja selesai lima menit yang lalu. Teman-teman yang lain sudah pergi lebih dulu.
"Nggak pulang lo?" Suara itu bergema dari arah pintu masuk.
Sagara menoleh, mendapati Arus berdiri di pintu masuk lapangan basket sambil merangkul tas di pundak kanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/233847917-288-k11162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Roman pour AdolescentsJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...