4. Kaki Sasi Bengkak

2.4K 433 515
                                    

HOLAAAA BALIK LAGI DENGAN PENAJOURNEYKU.

Gimana? Sehat ya?

Terimakasih untuk 500 Readsnya aku senang sekaliiwww 💃🏻💃🏻 makanya aku update malam ini. Semangaaat jangan lupa ya vote sama vommentnya 😙😙

Mari sambut dengan kebaperan, semoga sukses buat baper kalian 💛

————

Deru motor besar Ducati Panigale V2 warna putih Sagara memasuki gerbang sekolah. Membuat Sasi yang sedang berbicara dengan salah satu anggota PMR menoleh.

"Astaghfirullah, masa depan gue udah dateng. Eh Na, duluan ya mau liat calon suamik dulu." Pamit Sasi ke Nana.

Nana hanya menggeleng heran. "Gila lo, Sas masih aja ngejar Sagara. Cewek cewek juga udah pada nyerah kali."

"Karena cinta itu butuh perjuangan, Na," ucap Sasi seakan menggurui.

"Iya Sas, tapi berjuang juga nggak sendirian," balas Nana.

"Sialan." Kemudian Sasi tertawa bersama Nana.

"Udah ah, ke sana dulu gue. Bye ...." Sasi melambaikan tangan ke arah Nana dan mengejar Sagara yang sudah memasuki koridor.

Sasi berlari dengan cepat. Beberapa langkah lagi sampai di depan Sagara yang sedang berjalan santai.

"Sagara ...."

Sagara yang dipanggil hanya diam saja dan tetap berjalan. Dia sudah hafal sekali kalo itu Sasi. Memang siapa lagi yang mengejar Sagara se-extreme itu selain Sasi.

Melihat Sagara yang tidak menggubrisnya membuat Sasi lari makin kencang, hingga kaki kiri Sasi tersandung kaki kanannya sendiri.

"WHAAAAA...."

Sasi berteriak ketika badan Sasi oleng dan pipinya membentur punggung Sagara sebelum terjatuh.

Brukk...

Sagara langsung berbalik ketika punggungnya di hantam oleh Sasi.

"Lo ...." Niat Sagara memaki Sasi batal ketika melihat Sasi terduduk sambil meringis kesakitan.

Sagara berjongkok di depan Sasi menatap lutut Sasi yang lecet.

"Dasar ceroboh!" ucap Sagara ketus.

"Bantuin ngapa sih, Ga! Malah ngatain," gerutu Sasi sambil menahan sakit.

"Iya soalnya lo kelewat bodoh!"

"Terusin, Ga," ujar Sasi sambil sesekali meniup lututnya.

"Sasi, lo kenapa?" tanya seseorang menghampiri Sasi.

"Penta, eh anu ini gue nggak sengaja jatuh kesandung kaki gue sendiri." ringis Sasi menatap Penta yang ikut berjongkok di sampingnya.

Sagara yang melihat itu menatap tak suka. Penta ini bicara seperti tidak melihat disitu ada Sagara.

"Sini gue bantu." Penta berniat menggendong Sasi.

Tangannya kanannya masuk kelipatan lutut Sasi dan tangan kirinya berada di punggung Sasi. Namun sebuah tangan menahannya.

Sagara.

Laki laki itu menahan tangan Penta.

"Biar gue aja," ucap Sagara dingin dan menyingkirkan tangan Penta.

ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang