Halo ESDOGER yang sayang ESCOGER. Apa kabar? Rasanya sudah lama sekali tidak bertegur sapa.
Maafkan daku yang baru banget sempet update because kemarin stuck terus.
Nah, sebelum ESDOGER berubah jadi ESDAWET, alangkah baiknya aku update kan. Hehe 😁 semoga readersnya nggak kabur karena keteledoran aku.
Buat kalian yang baca ESCOGER dan suka sama ceritanya, jangan lupa promosiin cerita ini ketemen-temen kalian. Promosiin di Facebook, story WA, story Instagram dah mana-mana lah 💛💛💛💛
Jangan lupa follow akun @penajourneyku di Instagram
Happy Reading~
————————
Sasi memasuki rumahnya sambil tersenyum. Kelakuan Sasi tidak luput dari pandangan Nayara yang saat ini sedang duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.
Saat Sasi hendak menaiki tangga menuju kamarnya. Teguran Nayara membuat dia berhenti.
"Kenapa lo senyum-senyum terus kayak orang gila? Masih waras lo?" tanya Nayara sambil mengerinyitkan dahinya.
Sasi berbalik ke arah Nayara sambil memberikan cengiran khasnya. "Eh, sejak kapan lo di situ?" Sasi malah balik bertanya.
"Sejak lo masuk dari pintu situ, terus jalan sambil cengar-cengir," ucap Nayara.
Sasi lagi-lagi menyengir mengetahui bahwa dia tidak sadar Nayara sudah di sana sejak tadi. Sasi berlari kecil menuju tempat Nayara duduk.
"Lo kenapa sih?" Nayara memeriksa suhu di kening Sasi.
"Ih, gue nggak papa. Orang lagi seneng aja," ucap Sasi sambil menyingkirkan tangan Nayara.
Nayara hanya mengerinyit heran.
"Lo tau nggak?" tanya Sasi.
Nayara menggeleng sebagai jawabannya.
Lalu tiba-tiba Sasi menggoncang kedua lengan Nayara dengan antusias. "GUE JADIAN SAMA SAGARA!" pekik Sasi kesenangan.
Nayara terlihat kaget ketika Sasi menggoncang tubuhnya tiba-tiba. Dia dengan cepat melepaskan tangan Sasi di kedua lengannya. Pusing, serius itu yang dirasakan Nayara.
Sasi nyengir lagi ketika melihat wajah tidak bersahabat dari Nayara. "Maaf ya, gue kayaknya terlalu excited."
Nayara memutar bola matanya kesal. "Congrats, kalo ternyata lo berhasil menangin hati Sagara," ucap Nayara dengan suara datar. Dia masih kesal karena Sasi menggoncang tubuhnya seperti tadi. Bukan Nayara banget.
"Eh, emang lo tau kalau gue ngejar Sagara?" tanya Sasi bingung.
"Satu sekolah juga tau kali," ucap Nayara sambil menegakkan tubuhnya menghadap televisi.
"Ih seriusan begitu? Jadi lo ikut gosipin gue?" tanya Sasi.
"Nggaklah! Gila, ngapain gue gosipin lo. Nggak penting," ucap Nayara.
"Terus kenapa lo tau?"
Nayara mengubah duduknya lagi menghadap Sasi. "Sasi, lo itu tiap hari ke kantin ngintilin Sagara. Di mana pun gue berada, di kelas, di kantin, gue selalu denger tuh orang-orang gosipin lo," jelasnya.
Sasi mangguk-mangguk. "Terus tanggapan lo gimana?"
"Norak," ucap Nayara singkat padat dan jelas.
"Siapa yang norak? Gue atau yang gosipin gue?"
"Lo lah," jawab Nayara.
"Kok gue?"
"Norak aja, gue nggak suka ngeliat cewek yang ngejar-ngejar duluan. Tapi karena sekarang lo menangin hati Sagara, ya berarti malu lo selama ini terbayar," ucap Nayara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Teen FictionJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...