Halo lagi 😄 jangan bosen ya halo terus sama aku wkwk
Nah berhubung udah ditagih ya, jadi aku update sekarang aja. Nggak enak juga kalo di antara kalian ternyata nunggu lama. Uuuuu ... kecup jauh muuwaaahhh 😚😚
Happy Reading~
——————
Sasi meletakkan tasnya di dalam kamar. Ketika memasuki rumah tadi, rumahnya tampak sepi. Sasi seperti tinggal sendirian di sini.
Semenjak orang tuanya bertengkar hebat waktu itu, mereka memang jarang pulang ke rumah, hanya sesekali aja. Sekalinya pulang juga mereka hanya akan bertengkar lagi dan lagi.
Sasi baru saja selesai membersihkan diri dan berganti baju tidur dengan motif Winnie The Pooh dan merebahkan tubuhnya karena besok dia masih memiliki satu kegiatan untuk diselesaikan.
Baru saja merebahkan tubuhnya dan bersiap terpejam, ponselnya berdering, membuat Sasi terbangun lagi dan melihat terdapat nomor asing pada panggilan layar ponselnya. Dengan ragu, Sasi mengangkat.
"Halo," sapa Sasi ragu-ragu.
"Halo, Sasi."
"Iya ini siapa?"
"Arus."
"Eh, Arus! Kenapa, Rus?" Sasi mengubah nada bicaranya ketika mengetahui bahwa Arus yang menelepon.
"Lo dimana?"
"Oh ini, gue baru aja sampai rumah,"
"Ohhh."
"Kenapa, Rus kok telfon?"
"Nggak papa mastiin aja lo udah di rumah, berarti besok lo sekolah?"
"Udah di rumah kok, iya dong, Rus. Kan besok donor darah. Lo ikut kan?"
"Iya ikut. Sas, gue mau nanya?"
"Nanya apa, Rus?"
"Tanggal lahir lo berapa?"
Sasi mengerutkan alisnya, bingung dengan pertanyaan Arus.
"Emang kenapa?"
"Jawab aja, Sas."
"14 Februari,"
"Ohh ... oke, good night, Sas!"
"Hah, iya Rus good night."
Tut ... tut ... tut ...
Sambungan ponsel terputus oleh pihak Arus. Sasi menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menatap ponselnya.
"Aneh, ngapain Arus nanya-nanya tanggal lahir segala," gumam Sasi sambil merebahkan kembali dirinya di atas kasur.
Karena telfon dari Arus, Sasi jadi ingat kalau dia belum mengucapkan selamat tidur pada Sagara. Jarinya bergerak cepat mengetik pesan untuk Sagara.
Sagara Mahaprana
Good night, SagaraKetemu besok ya di sekolah 🤭
Usai mengirim pesan pada Sagara, Sasi mematikan lampu tidurnya.
————
Sasi berdiri di pintu keluar aula. Bagian Sasi adalah memberikan snack pada teman-temannya yang sudah mendonorkan darah.
Sasi melihat Arus bangkit dari tidurnya dengan memegang kapas di tekukan lengannya.
"Hai," sapa Sasi ketika Arus sudah sampai di depannya. "Gimana sakit nggak? Nggak dong ya, kan preman sekolah," ledek Sasi sembari memberikan snack pada Arus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Roman pour AdolescentsJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...