Haii longtime no see, maaf banget ya lama nggak update. Nggak ada waktu buat ngetik karena kemarin super sibuk lembur terus otaknya ga mau diajak kompromi 🤣🤣
Kalian apa kabar? Aku baik, semoga kalian juga ❤️
Baca ini sambil dengerin lagu di atas biar makin ngena rasa serba salah dikeduanya.
Buat kalian yang baca ESCOGER dan suka sama ceritanya, jangan lupa rekomendasikan cerita ini ketemen-temen kalian. Rekomendasi di Facebook, story WA, story Instagram dah mana-mana lah 💛💛💛💛
Jangan lupa follow akun @penajourneyku di Instagram
Udah reading baca part ini? Yuk, siap-siap jangan lupa setel lagu di mulmed biar makin ngena~
Semoga nggak ada typo 😇
Happy Reading~
—————————
Sagara mencengkeram kuat-kuat kemudi mobil, kakinya menginjak pedal gas melajukan mobilnya dengan kencang menjauhi Sasi yang terduduk di jalan. Sagara dapat melihatnya, dari kaca spion kanan. Hatinya ikut hancur, bahkan ketika Sasi berteriak dengan sangat kencang memanggil namanya.
Setelah keluar dari perumahan Sasi, Sagara menepikan mobilnya di pinggir jalan.
"Berengsek!" Sagara berkali-kali memukul kemudinya dengan kalap untuk menyalurkan segala emosi di dadanya, dia menelungkupkan wajahnya di sana dan menangis dengan keras.
"Maafin aku, Sas, aku emang berengsek. Aku nggak pantas buat kamu. I'm so sorry," gumamnya beberapa kali.
Kedua mata Sagara memerah, rasa nyeri itu terus menjalar ke hatinya.
—————————
Bram dan Sarah terlihat bingung ketika Nayara masuk sambil merangkul pundak Sasi dengan keadaan basah kuyup. Ketika Sarah mengode Nayara atas apa yang terjadi, Nayara hanya menggeleng dan membawa Sasi dengan cepat ke kamar.
Sasi terduduk di atas kasur, seakan raganya di sana tetapi pikirannya pergi ke mana-mana. Dia baru saja selesai membersihkan diri ketika tadi Nayara mengantarnya ke kamar mandi.
Sebuah ketukan terdengar di pintu kamar Sasi. Kepala Nayara menyembul dari ujung pintu. Dengan langkah pelan, dia memasuki kamar Sasi sambil membawa segelas teh hangat.
"Minum," ucap Nayara sambil menyodorkan gelas ke arah Sasi.
Sasi menerimanya sambil sesegukan. Pelan-pelan dia meminum sedikit teh yang dibuatkan oleh Nayara. Setelahnya, dia memberikan kembali gelas itu pada Nayara.
Nayara menghela napasnya sebentar sambil meletakkan gelas di nakas samping tempat tidur Sasi lalu duduk di hadapan Sasi.
"Jangan nangis terus, Sas," ucap Nayara sambil menatap mata Sasi yang mulai bengkak dan hidung yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Fiksi RemajaJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...