30. Kala Senja dan Sasi

1.4K 273 370
                                    

HAPPY SATURDAY NIGHT. SESUAI JANJI AKU UPDATE DEMI MENEMANI KALIAN DI MALAM MINGGU. HAII ESDOGER YANG SAYANG ESCOGER, APA KABAR?

BTW HAPPY 12K ESCOGER 🥳🥳🥳

UDAH READY BACA ESCOGER PART INI?

Buat kalian yang baca ESCOGER dan suka sama ceritanya, jangan lupa promosiin cerita ini ketemen-temen kalian. Promosiin di Facebook, story WA, story Instagram dah mana-mana lah 💛💛💛💛

Jangan lupa follow akun @penajourneyku di Instagram

Happy Reading~

————————

Seluruh penonton pun hening, apalagi Melodi tampak sangat khawatir melihat Arus meringkuk di lapangan. Wajah kesakitan Arus membuat nyeri seluruh orang yang melihat pertandingan.

Sagara mengangkat tangannya, mendekati wasit. "Kenapa nggak ada peringatan pelanggaran, Pak?"

"Saya tidak melihat pelanggaran yang terjadi di sini," ucap wasit.

"Bapak buta! Teman saya kesakitan di sana!" tunjuk Sagara pada seluruh tim Lobo yang mengelilingi Arus.

"Tapi itu wajar."

Mendengar jawaban wasit, Sagara menipiskan bibirnya dengan geram. "Tiup peluit pelanggaran sekarang atau saya akan meminta sekolah mencabut sumbangan untuk olimpiade tahun ini!"

Akhirnya dengan wajah ketakutan, wasit membunyikan peluit pelanggaran yang dilakukan oleh TunHar. Wasit kembali meniupkan peluit istirahat karena keadaan yang tidak memungkinkan pada pemain Lobo.

"Break tiga puluh menit," ucap wasit sambil memberikan tanda pada tangannya.

Sagara hanya melengos ketika wasit akhirnya memutuskan untuk meniup peluit. Dia kembali menuju kerumunan Lobo, melihat keadaan Arus.

Pak Andrew sudah berada di sana meregangkan kaki Arus. Namun, Arus hanya menutup wajahnya dengan tangan sesekali meringis kesakitan.

Sagara memperhatikan dalam diam. Pak Andrew menoleh ke arah mereka.

"Arus nggak bisa lanjut pertandingan, cideranya parah. Dia akan digantikan sama yang lain," ucap Pak Andrew.

Seluruh Lobo mengangguk.

"Arus akan dibawa ke ruang kesehatan, Bapak akan ambilkan tandu untuk bawa Arus."

"Nggak perlu, Pak. Biar saya yang bawa Arus," ucap Sagara sambil meringsek ke dalam kerumunan.

Sagara, sang kapten tim Lobo turun tangan dengan menggendong Arus keluar dari lapangan. Seluruh otot Sagara terlihat ketika membawa Arus, ditambah keringat yang menetes dipelipis dan sekujur badan mereka. Penonton benar-benar merasa kagum dengan solidaritas mereka.

Rasa kesal menjadi satu di dalam hati Sagara. Dia benar-benar tidak ingin melanjutkan pertandingan ini.

—————————-

Sagara meletakkan Arus di brangkar UKS sembari menunggu dokter untuk memeriksa kaki Arus. Sagara mencari kompres es untuk menekan kaki Arus yang saat ini mulai mengalami pembengkakan.

ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang