26. Hujan

1.3K 237 216
                                    

Haii teman-temanku sekalian, penajourneyku balik lagi bawa part lanjutan. Yey seneng dong? Seneng aja lah soalnya aku nggak terima penolakan! 🤪🤪

Sebelum read, follow dong instagram @penajourneyku kali aja mau 🤭🤣

Sebelum read, follow dong instagram @penajourneyku kali aja mau 🤭🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading~

—————————

"Lo ngapain duduk sendirian di sini?"

Sagara berdiri menjulang memergoki yang Sasi duduk sendirian di taman belakang sekolah pada saat jam istirahat kedua.

Sasi menoleh ke arah sumber suara.

"Lagi butuh ketenangan, Ga," sahut Sasi.

Sagara mengambil tempat duduk di samping Sasi. "Seorang Sasi butuh ketenangan juga ternyata," ucap Sagara.

Sasi melihat ke arah Sagara di sampingnya yang saat ini memangku kedua tangan di atas kedua kakinya yang duduk melebar sambil menatap ke bawah.

"Heran ya lo, sama kok. Gue juga heran sama diri gue sendiri," ucap Sasi dengan suara lirih.

Sagara menoleh ke arah Sasi, lalu tersenyum kecil. "Ada masalah lagi?" tanya Sagara sambil menatap manik mata Sasi.

Sasi hanya terdiam menatap Sagara sebagai jawaban.

"Cerita aja kalau nggak bisa ditampung sendirian."

"Nanti sore, gue dijemput papa buat tinggal bareng dia."

"Terus mama lo?"

Sasi menegakkan tubuhnya sambil menghela napas. "Anehnya, yang nyuruh itu nyokap gue. Soalnya, dia mau nikah lagi, terus calon suaminya nggak pingin ada gue. Parahnya lagi, nyokap gue lebih milih ngelepas gue."

Sagara ikut menegakkan tubuhnya, matanya menatap Sasi yang terlihat sangat letih. Sedari tadi Sagara sadar kalau kedua mata Sasi sembab tetapi dia hanya diam saja.

"Gue tau lo cewek kuat dan ceria. Anggep aja ini pelajaran hidup. Kadang hidup emang nggak sesuai sama yang kita mau."

Sasi tertawa kecil lalu mengangguk. Benar kata Sagara, lagian dia nggak bisa berlarut-larut. Life must go on. Ini bukan akhir, tetapi ini awal Sasi menjadi pribadi yang lebih kuat.

"Thanks. Omong-omong lagu kemarin tuh bagus. Ampuh buat gue tidur lagi," ucap Sasi merubah topik pembicaraan.

"Bagus kalau gitu," ucap Sagara sambil menatap manik mata Sasi.

Mereka saling menatap satu sama lain selama beberapa saat. Keheningan menerpa keduanya, tatapan Sagara seakan memberi Sasi kekuatan lebih. Hingga Sagara menghembuskan napasnya, lalu kembali bertanya.

"Lo nggak jenguk Melodi?"

"Jenguk, nanti pulang sekolah. Kenapa?"

"Mau gue anter?" tawar Sagara tiba-tiba.

ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang