New Cover 🙆🏻♀️
Haiii update part baru lagi, mulai menginjak konflik. Mungkin, part ini mengandung bawang dan luka 🙆🏻♀️
Happy Reading~
———————
"Hueee ... Sasi sakit banget anjrit," ucap cowok bertubuh tinggi besar menghampiri Sasi yang baru saja selesai memberikan snack pada salah satu siswi.
"Penta? Udah donor darahnya?" tanya Sasi.
Penta mengangguk sambil sesekali meringis.
"Kenapa muka lo begitu?" tanya Sasi heran.
"Sakit tau!" rengek Penta pada Sasi.
Sasi menatapnya, lalu terkekeh pelan.
"Masa badan besar begini cuma ditusuk jarum aja sakit?" ledek Sasi.
"Sasi itu tadi jarumnya guueeddeee yaa! Lagian gue tuh takut tau disuntik," ucap Penta melebih-lebihkan.
"Malu, Ta sama otot lo!" ucap Sasi sambil menepuk-nepuk lengan besar Penta.
"Ihh jangan pegang, lengan gue masih ngilu!" protes Penta manja.
Sasi terkikik lagi.
"Lagi kenapa juga donor darah kalau takut jarum suntik?"
"Ya kan demi lo!" celetuk Penta.
Sasi membelalakkan matanya mendengar Penta.
"Kok gue?"
"Ya kan kemarin lo bilang suruh ikut. Ih lo mah gitu, ngeselin," protes Penta lagi.
"Ih apaan sih, udah ah malu sama badan lo, Ta. Gede bagor gini ngerengek mulu!"
"Ih, kejam banget sih, Sasi!" ucap Penta sambil mencebikkan bibirnya.
"Dih ngambek!" ledek Sasi. "Nih, snack buat lo, udah nggak usah nangis lagi," ucap Sasi sambil memberi bungkusan pada Penta.
Penta tersenyum menerimanya. "Thanks, gue emang laper banget."
"Gue denger cerita Arus dapet nomor gue dari lo," ucap Sasi.
Penta mendelik. "Pasti dia ngomong yang jelek-jelek kan tentang gue?"
Sasi terkikik geli. "Iya gitu, katanya lo takut sama anceman dia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCOGER : Memilih [COMPLETED]✔️
Novela JuvenilJANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun ini Sasi Kirana menyukai Sagara Mahaprana. Mungkin sekitar seratus lima puluh kali Sasi menyatakan cin...