"Hei, Ghilbas. Kau baru mengenalnya, kenapa kau bisa begitu percaya padanya?" Font menunjuk Julian dengan tongkat, nadanya merendahkan.
"Karena dia ..." Ghilbas menggantung kalimatnya, menoleh setengah kepala, dari sudut mata dia melirik Julian. "Karena dia adalah sahabatku," pungkasnya.
Suasana kacau mendadak hening, membeku oleh satu kalimat yang Ghilbas lontarkan. Mengejutkan kedua belah pihak, terutama Julian yang tidak menduga sama sekali kalau perkataan seperti itu akan meluncur dari bibir seseorang.
Beralih kembali menatap semua orang di depannya, Ghilbas dengan tatapan melunak lantas tertunduk penuh permohonan. "Karena itu, berhentilah!" serunya.
Mereka mulai saling pandang, sedikit terhasut. Mulai bersimpati, bahkan baik Reno, Jason maupun Font sempat terdiam. Mereka mengingat kembali kebiasaan saat berkumpul, kepolosan Julian yang memang tidak tahu apa pun. Lama mereka terdiam, terusik oleh hati nurani yang sempat mereka lupakan.
Di antara yang lain, ada seseorang yang menatap tidak suka pada keadaan ini, pembelaan Ghilbas mulai berhasil menggoyahkan niatan awal warga. Sejak awal dia sudah menduga bahwa pemuda ini memang akan menjadi penghalang dari rencananya, sifatnya berbeda jauh dari teman Julian yang lain.
Mendecih kesal, dia akhirnya membaur, melangkah perlahan mencari seseorang yang bisa di hasut dan mampu menghasut untuk memprovokasi lainnya. Seringai melebar, masih ada cara untuk menyelesaikan semua agar sesuai rencana. Langkah senyap berayun mendekat pada sasaran yang akan dia buat menjadi kambing hitam, melihat secercah kedengkian yang tersembunyi di balik simpati. Titik terlemah manusia adalah hati yang mulai mereka kotori.
"Jangan dengarkan, kalau kau biarkan Julian hidup akan sulit bagimu mendapatkan Sheerlyn, bukankah kau menyukai gadis itu? Lempari orang bernama Ghilbas dengan batu juga, kau bisa cuci tangan nanti dan menjadi pahlawan untuk Sheerlyn," bisiknya di telinga Reno.
Tidak ada yang menyadari hal itu, suaranya hanya mampu di dengar oleh Reno. Berbisik di dalam hatinya untuk membangun rasa iri dan membangkitkan kebencian. Reno merupakan type pendendam juga dengki, akan mudah memanas-manasi dengan mengungkit apa yang tidak bisa diraihnya.
'benar, aku juga mendengar kalau Julian pernah mengantar Sheerlyn, padahal aku sendiri tidak pernah bisa mendekat. Kalau aku membunuh Julian dan Ghilbas, maka tidak ada lagi yang menghalangiku.' Reno membatin, dia senang dengan idenya sendiri.
Keputusan yang diambil Reno, membuat seseorang yang berhasil menghasutnya puas. Hati manusia memang lemah jika sudah terkuasai oleh nafsu.
"Hah." Reno terkekeh remeh, memecah suasana. "Kau bilang apa? Sahabat?" Tawa Reno pecah, menggelegar di malam yang semakin larut. "Orang yang sudah membohongimu kau anggap sahabat? Apa pun alasannya, Julian telah menipumu Ghilbas, bagaimana bisa kau membodohi diri dengan mengatakan kau sahabatnya? Ckckck. Aku tahu kau begitu baik, tapi kupikir kau tidak sebodoh itu, kan?" Reno menyeringai.
Rahang Ghilbas mengeras, dia pikir Reno akan mengerti dan mengikutinya, sebab yang dia tahu Reno juga begitu dekat dengan Julian. Ghilbas pikir mereka bisa satu pemikiran, Reno hanya hilaf dan akan mendukungnya itu yang Ghilbas harapkan, tapi dia salah Reno memang seperti itu dia tidak pernah mungkin bisa sejalan.
"Memangnya ...!" seru Ghilbas. "Memangnya apa yang salah jika berbeda? Di mana letak salahnya jika temanmu tidak sama?!" Napas Ghilbas tersengal, dia menyalang menusuk mata Reno yang menatapnya sama sengit. "Kau pernah bilang Reno, tidak peduli kaya atau miskin. Asalkan dia asik diajak bicara, maka dia akan lulus menjadi temanmu, tapi kenapa?" Kalimatnya terjeda, Ghilbas memastikan ekspresi apa yang Reno tunjukan.
Namun, dia kecewa tidak ada perubahan berarti di sana, Reno tetap mendingin. "Kenapa hanya karena hal seperti ini kau menutup mata, Reno? Sebrengsek apa pun kau, ini bukan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse Of Mahana (End)
Fantasy"Dengar wahai bangsa manusia. Aku Jhoan Nieve Diavolo, Raja dari kaum Mahana, penguasa kegelapan. Mengutuk bangsamu, kehancuran akan menimpa dunia, kelak keturunanku akan lahir di tengah-tengah kalian. Merekalah yang akan membalaskan dendam atas pen...