Monster vampir, begitulah penduduk Aranta memanggil bocah kutukan. Meskipun keduanya amat berbeda, tapi fakta kalau keduanya suka menyukai darah tidak bisa dibantah. Semakin kemari peradaban serta penyebutan kaum Mahana telah berubah, orang awam menyebar rumor kalau dua makhluk ini serupa.
Mahana adalah kaum adidaya, meski sama-sama menyukai darah, kaum Mahana tidak begitu haus. Mereka juga hanya meminum darah keluarga atau masih kerabat dekat, walau terkadang ada juga yang tidak mampu menahan diri pada manusia, mereka yang disebut ras pembelot. Akibat dari perbuatan para pembelot itulah, semua keseimbangan menjadi kacau, sehingga kesalah pahaman terjadi.
Petaka merepotkan itu menyusahkan Julian, pemuda yang tidak mengerti apa pun mengenai sejarah zaman dulu, tiba-tiba mengemban tugas aneh dari pencetus kutukan di dunia.
Pemuda bersurai hitam menghentikan langkahnya, hamparan danau Baluta terpampang indah di hadapan. Danau sejernih kaca yang mampu dilihat hingga dasar, manipulasi yang sempurna. Bagi yang tidak tahu kedalaman sesungguhnya, pasti mengira danau ini begitu dangkal, padahal nyatanya danau ini termasuk paling dalam, 2000m.
Mitosnya pun beredar, jika beruntung akan menemukan gerbang menuju dunia lain. Namun, Julian tidak percaya, ini bukan waktunya memikirkan mitos tak berdasar atas pemikiran primitif penduduk Aranta.
Ketenangan yang tercipta begitu memanjakan, dia memilih duduk di tepian, tanpa melepas pandangan dari lukisan alam yang terpampang mengagumkan.
Beberapa pikiran mengenai kutukan muncul, bercabang di dalam kepala. Dia belum bisa melupakan semuanya, tentang cerita Ghilbas, perlakuan warga pada Jake dan mimpi aneh yang akhir-akhir ini sering menghantui tidurnya. Julian semakin ragu akan jati diri yang sesungguhnya.
Apakah dia manusia atau justru monster peminum darah? Segala bentuk pertanyaan bergelayut di otak, tapi jawabannya pasti akan sulit ia temukan.
"Tidak peduli seperti apa pun dirimu, sifat kemanusiaan ialah sesuatu yang tergambar dari tindakanmu."
Seseorang yang tidak pernah Julian ketahui wujudnya selalu mengatakan hal tersebut, seakan memperingatkan dirinya kalau semua ini bukanlah aib, dan memintanya untuk menerima segala yang menimpa Julian saat ini.
Namun, sebanyak apa pun dia memikirkan untuk abai pada kondisi tubuh yang berbeda dengan manusia pada umumnya semua akan menjadi sia-sia kalau rahasia ini bocor, dia tidak bisa berbuat banyak. Menyukai darah, siapa yang bisa menerima orang aneh seperti itu. Membayangkan monster penghisap darah berkeliaran sesuka hati di pemukiman warga, Julian merasa gila memikirkan nasib apa yang akan menimpa kela kalau semua ini terbongkar.
"Apa yang harus aku lakukan?" lirihnya.
Ketidak terimaan, muak dan segala macam perasaan memberontak penuh penolakan bergejolak dalam diri Julian. Dia ingin menjadi manusia normal, memiliki kebiasaan seperti halnya manusia pada umumnya.
Dia ingin berteman dengan banyak orang tanpa harus bersembunyi atau berbohong, ingin tertawa tanpa ada keberatan di dalam hati. Julian malas berpura-pura, tapi takdir menggiring dirinya untuk menjadi pembohong ulung, menipu dunia.
Muak pada diri sendiri, ingin lenyap, tapi bagaimana caranya? Sebab tergores sedikit saja dia akan sembuh seketika. Tubuhnya semakin aneh, jika dulu Julian bisa menyembuhkan diri dengan menjilat luka tersebut, sekarang tanpa harus melakukan itu pun lukanya akan menutup sendiri. Ditambah seolah kulit menjadi keras, Julian tidak bisa melukai diri sendiri dengan sengaja, seakan kebal dengan benda tajam apa pun.
"Aku monster, aku monster," racaunya.
Bagaimana mengakhiri semua ini? Julian tidak tahu. Menjalaninya pun dia tidak sanggup. Sesegera mungkin ingin lepas, bebas tanpa belenggu. Dia berharap bisa pergi kemana pun, tapi kakinya tidak mampu bergerak leluasa, seolah ada rantai mengikat tubuh dan pergerakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse Of Mahana (End)
Fantasia"Dengar wahai bangsa manusia. Aku Jhoan Nieve Diavolo, Raja dari kaum Mahana, penguasa kegelapan. Mengutuk bangsamu, kehancuran akan menimpa dunia, kelak keturunanku akan lahir di tengah-tengah kalian. Merekalah yang akan membalaskan dendam atas pen...