"Saat itu kepemimpinan sudah jatuh pada Clavanth, tapi sepertinya ayah Kak Feliz terlalu serakah. Semakin menjadi dia hanya karena berhasil mengalahkan Levios," terang Felix.
Dia berdiri angkuh, ekspresinya tak terbaca saat mata itu melirik Aried lantas beralih pada sosok yang tak jauh dari tubuh Eleano.
Fakta bahwa semua kesialan yang ditimpakan pada Felix adalah ulah mereka yang mengatakan paling peduli padanya. Sayang sekali, saat ini Felix tidak mampu menunjukkan emosinya. Entah dia marah, benci atau segala kecamuk emosi lain yang seharusnya ia rasakan terasa hilang, dia mati, tapi juga hidup.
"Eleano adikmu, adalah anak cacat yang tidak bisa diharapkan sama sekali."
Pemuda yang dibicarakan masih tergolek tidak berdaya, meringkuk dengan darah yang masih merembes dari jantungnya. Air yang mengelilingi tubuh tidak cukup membantu untuk menyembuhkan, alasannya sederhana serangan Aried hampir sama dengan milik Feliz. Senjatanya merupakan potongan dari setitik keistimewaan pedang milik pangeran tersebut.
"Ramalan tentangnya sudah jauh didengar oleh Clavanth, dia tahu kalau putra keduanya tidak akan mampu mewarisi kemampuan apa pun. Oleh karena itu berita kehamilan ibumu tidak pernah tersebar, bahkan kau pun tidak mengetahuinya, kan, kak?"
Rahang Feliz mengeras. Benar, dia tidak pernah tahu kalau ibundanya telah mengandung lagi, dia tertipu dengan cerita bahwa adiknya akan terlahir dari ras lain untuk mengemban tugas berat sebagai bayi istimewa. Feliz amat bangga, tapi juga heran. Namun, saat itu dia tidak ingin berpikir macam-macam, cukup berbahagia saja atas kabar tersebut.
Sayangnya, fakta lain yang dia temukan di kastil tempat tinggal Felix saat ini membuka seluruh pikirannya. Rahasia yang disembunyikan ayahnya sedari lama, mengenai adiknya dan takdir kutukan untuk Felix.
"Tapi dia juga tidak sanggup mengorbankan kau, karena kemampuan milikmu yang luar biasa, aku seperti melihat sosok Deveon di dalam dirimu, tapi dalam keindahan yang lain. Dia tidak mungkin mengorbankan anak emasnya, kan?"
"Cukup, bicara apa kau?! Kau ingin menuduhku dengan perilaku buruk? Seharusnya kau berterima kasih karena telah aku hidupkan!" murka Clavanth.
Tidak sudi lagi mendengar penghinaan atas dirinya. Semua keputusan yang dia lakukan tidaklah salah, semuanya demi kemakmuran kaumnya, demi pembalasan dendam kaum Mahana.
"Menuduh? Apa kau belum sadar dengan keburukanmu sendiri? Dan kau bilang aku harus berterimakasih, pada orang yang telah membunuh dan menyiksaku? Lalu kau bilang telah menyelamatkan hidupku? Lelucon jelek apa itu?"
Penuturannya menyentak Feliz, orang yang telah membunuh dan membuat sosok yang dianggap sebagai adiknya menderita adalah ayahnya sendiri. Namun, Clavanth mengatakan jika Felix memang terlahir dengan takdir itu.
"Kebohongan apa lagi yang ayah sembunyikan dariku?" gertak Feliz. Tangannya mengepal, sosok pemimpin yang sangat ia kagumi dan hormati dengan seluruh hidupnya telah menipu sebanyak itu.
"Kalau saat itu kau tidak mengambilku darinya, aku tidak akan pernah merasakan kekacauan yang menyiksa seperti ini. Bedebah kotor menjijikkan, kau pikir tindakanmu itu benar? Tch."
Benar, hari itu. Clavanth menyuruh Aried untuk menculik bayi dari kastil Elzafra, bangunan yang akhirnya menjadi tempat tinggal keluarga Levios Kazova Diavolo.
Rencana lama yang sudah dirinya susun apik untuk memberikan hukuman pada para pembangkang yang tengah hidup nyaman di luar tanah mereka harus segera dilakukan. Putra keduanya tidak bisa ia harapkan dan dia enggan mengorbankan Feliz yang merupakan anak jenius.
Pertama, mereka melakukan pertemuan resmi pada Levios. Membicarakan perihal pengorbanan seorang anak untuk menjadi wadah, tapi jawaban Levios tetaplah sama. Dia menentang rencana gila itu, menganggap tidak berguna dan hanya mengotori keputusan leluhur.
![](https://img.wattpad.com/cover/240937392-288-k684686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse Of Mahana (End)
Fantasy"Dengar wahai bangsa manusia. Aku Jhoan Nieve Diavolo, Raja dari kaum Mahana, penguasa kegelapan. Mengutuk bangsamu, kehancuran akan menimpa dunia, kelak keturunanku akan lahir di tengah-tengah kalian. Merekalah yang akan membalaskan dendam atas pen...