Mana yang Benar?

337 46 7
                                    

Happy Reading 🖤

_________________________________________

Ting

Rania yang baru selesai mandi menatap sebentar ponselnya yang ada di nakas, seharian ini ia belum mengecek ponselnya. Tangannya terulur mengambil benda pipih tersebut, jempolnya bergerak lincah menggeser atau mengetik sesuatu dilayar kaca tersebut.

"William?" gumamnya saat melihat 4 pesan dari William terletak paling atas, satu pesan baru ia terima dua menit yang lalu, dan tiga pesan lainnya ia terima beberapa jam yang lalu

Rania membuka pesan dari William, mengernyit heran mengamati pesan dari pria tersebut. William mengirim sebuah lokasi.

"Pura?" gumamnya melihat lokasi yang dikirim William pertama kali.

"Vihara?" gumamnya lagi mulai bingung.

"Klenteng?" gumamnya semakin mengernyit heran.

"Ini Gereja?" tanya Rania pada diri sendiri dengan suara kecil.

"William ngapain ke sana?"

Rania menerima satu pesan lagi dari William, pesan yang belum juga menjawab pertanyaannya, tapi malah membuatnya makin bingung.

"Masjid?" Rania benar-benar tidak paham dengan maksud William.

Satu pesan lagi menyusul, bukan sebuah lokasi lagi.

William

Besok bisa ketemu?

Di lokasi terakhir yg aku kirim tadi.

Oke bisa kan? Gak lama kok, aku cuma mau tanya beberapa hal.

Mas Uwais bilang dia bisa.

See you.

Rania menghela napas panjang membaca serentetan pesan dari William. Ia meletakkan ponselnya kemudian pergi mencari keberadaan Unclenya.

"Nggak masalah, toh besok kita juga nggak ada acara, kan?" ujar Uwais sambil menyeruput kopinya tanpa menatap Rania yang baru menemukan keberadaannya.

Rania tersentak kecil, padahal ia belum bicara, tapi sudah disela dulu oleh Uwais dengan santainya.

"Tapi, kenapa nggak tanya aku dulu? Aku kan belum tentu bisa." Rania berdecak kesal menghampiri Unclenya.

"Harus gitu, Uncle tanya kamu dulu?"

"Ya iyalah!" Suara Rania sedikit meninggi menjawab pertanyaan Uwais.

"Heh, kamu berdosa banget." Uwais terkekeh geli mengucapkan kata yang barusan ia temui disalah satu komentar postingan Instagram.

"Iya, aku berdosa mulu. Tapi Uncle nggak pernah berdosa karena bikin orang kesel." Tidak mau berlama-lama didekat Uwais, Rania pergi dengan perasaan kesel.

Uwais mengangkat bahunya acuh tak acuh, udah biasa diambekin Rania. Ia melanjutkan memainkan ponselnya sambil sesekali tertawa, tidak sadar cukup jauh dibelakangnya Rania menghentakkan kakinya karena benar-benar kesal.

"Ponakan kamu kenapa?" tanya Hamdi sambil melihat Rania yang berjalan menghentak-hentakkan kakinya.

Uwais menatap sebentar Hamdi kemudian mengangkat bahunya. "Mana saya tau, saya kan ikan." Uwais benar-benar tidak cocok diberi Instagram.

RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang