Seminggu lebih sudah berlalu. Entah mukjizat apa, tangan Sena yang diasumsikan minimal sebulan sembuh kini berangsur membaik. Sisa nyeri doang katanya. Si Adrian juga udah balik ke rumahnya.
Ngomong-ngomong keluarga Sena, Sena udah balik ke rumah lamanya bareng bonyok. Kai, Iris, dan jagoan kecil mereka Jesse juga pindah sekalian ke sana. Suasana rumah itu jadi lebih hidup sekarang.
Sore ini, Sena dilanda kegabutan hakiki setelah membereskan barang-barang kakak laknatnya itu. Sementara Kai, asik maen di kolam renang. Ngerepotin banget!
Dengan sepintas ide laknat, Sena mendorong Kai masuk ke kolam dengan kakinya. Kemeja pendek yang ia pakai auto basah kuyup. Mana di kantongnya ada hape apel kroak lagi. Sungguh laknat Sena ini.
"SENAAAA! HAPE KAKAK GANTI!!" pekik Kai histeris. Ponsel apel kroak nya sudah bernasib buruk.
Sena malah tertawa. Jenis-jenis tawa setan yang seneng banget nyesatin anak cucu Adam.
"Kakak udah repotin aku beresin baju kakak ya! Rasain tuh." Sena menjulurkan lidahnya mengejek.
Baru tiga langkah, tiba-tiba....
"AUNTY!!" Jesse memeluk kaki Sena tiba-tiba dan alhasil Sena ikutan nyebut di kolam sama Kai.
Nah kali ini, Jesse juga ngikut nyebur.
"Karma kamu, dek." Kai ngakak melihat tingkah anaknya yang lengket dengan Sena.
"Bagus yah, kalian basah-basahan. Bukannya bantuin bikin kue malah renang ya, kalian. Oke, siap-siap gak kebagian kue nanti." Iris berbalik masuk lagi ke dapur setelah mengangkat Jesse dari kolam.
Kai jadi gelagapan sendiri. Ah, sialan! Dia tak bisa merasakan kue buatan istrinya.
"Santai elah, kak. Penolong kita, bang Kafi pasti kasih. Sans dong." Wah! Seakan tak ada beban sekali perempuan lajang ini.
"Ya kamu mah santai. Kakak gimana dong, pawang aja modelan Iris serem gilak." Whoa! Ini suami loh ngatain istri. Ckck, kalo neng Iris tau dikonciin di luar kamu Kai! Awesome wkwkwk.
---
Siang itu, Gabriel sengaja kumpul keluarga kecil-kecilan. Intinya sih, semacam apa ya? Seperti syukuran karena Sena mau kembali.
Hanya keluarga adiknya, Gibran.
"Halo ibu bos? Masih betah jomblo roman romannya."
Sena menatap sangar. "Aaron Trivangelo, lupakah Anda dengan siapa saya? Bisa nancep loh ini." Sena memainkan pisau kue sambil meneguk minumannya santai.
"Masih kejem lo ya! Heran ada yang mau kagak sama lo?!" Wah, sepertinya ucapan mantan ketua Brixton itu membuat Sena tersentil.
"Tau kapten Geva kan?"
Pertanyaan Sena membuat Aaron melotot tanpa sadar. Siapa yang tak tau, Geva sang kapten The Angel.
"Ohh, dia pawang lo?" Aaron masih antara sadar nggak sadar. Sena sih, cuma ngangguk santai.
Kafi geleng kepala tak habis pikir. "Masih bar-bar ternyata," sindirnya sengaja. Sena cuma santai nanggapin bilang,
"Emang."
Untung saja para wanita istri-istri beserta anak-anak mereka nangkring di taman belakang. Dan bapaknya tetua rumah nangkring entah di mana. Jadi cuma sisa Kai, Aaron, Kafi, dan Sena di ruang tamu. Kalo mereka denger sih, ya entahlah. Paling bapaknya si Kafi auto cengo gimana gitu. Ponakan sama mantunya pernah bunuh orang. Walau dibayar sih.
"Kalau nggak bar-bar ya bukan adeknya Kai Wisteria dong namanya," sahut Kai santai sambil melahap red velvet di depannya. Kakak idaman, belain adeknya.
- E.N.D -Udah kelar juga. Alhamdulillah.
Special THANKS 9999999999+ buat kalian♥
Endingnya maksa ya? Emang huhuu😱
Karena cuma pas bagian keluarga doang.See you next Story!
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
Teen FictionBerbagai julukan setan dan iblis melekat di namanya. Sangat tak cocok disandingkan dengan paras cantiknya. Semua yang Sena lakukan seakan tak berarti. Sampai dia bertemu kapten bertopeng elang, ada tempat untuknya dihargai. Kalau bersama keluarga d...