12. Apa yang Terjadi?

2.1K 252 8
                                    

            Sabtu pagi yang biasanya Fadil berada di rumah Mama Gina kini dihabiskan untuk melakukan joging bersama Papa Ridwan.

Sudah sejak pukul 6 mereka memulai joging disekitaran kompleks yang cukup luas menuju taman. Biasanya weekend seperti ini akan banyak penjual makanan, dan Fadil sedang sangat ingin makan bubur ayam kesukaannya.

"Masih jualan kan, Pa?" tanyanya penasaran, sebab sudah lama sekali ia tidak melakukan hal seperti ini. Beruntung Gina sedang di luar kota.

"Kayanya sih masih," Papa Ridwan masih sibuk mencari-cari.

"Kok kayanya sih?"

Papa Ridwan berhenti berjalan, kemudian mendudukkan dirinya disebuah bangku yang kebetulan baru saja ditinggal penghuni sebelumnya.

"Kan biasanya setiap weekend Papa selalu nginep di rumah Om Fatih."

Fadil mengangguk-angguk, "Lupa kalau punya Papa penakut," kekeh Fadil.

"Punya anak kok deketnya sama setan. Deketin cewek cantik coba," seru Papa Fadil.

"Papa aja. Fadil kan masih sekolah, masih banyak waktu buat nyari. Lha Papa?"

Papa Ridwan mendelik, kemudian senyum terbit di wajahnya.

"Emang boleh?"

"Boleh apanya?"

"Papa cari cewek cantik?"

Fadil yang kebetulan sedang minum hampir saja tersedak. Untung saja refleksnya cepat.

"Enak aja. Nggak boleh!" Fadil beranjak, meninggalkan Ridwan yang masih tertawa geli karena berhasil menggoda putranya.

"Awas aja kalau sampai berani. Fadil panggilin temen-temen Fadil biar ganggu Papa tiap malem."

Papa Ridwan yang memang dasarnya penakut memutuskan ikut beranjak menyusul Fadil.

"Emang kamu mau Papa jantungan?" tanyanya begitu langkahnya sudah sejajar dengan Fadil.

"Ya nggak lah. Makanya jangan cari Mama baru. Papa jomblo seumur hidup aja."

Papa Fadil menggeleng heran. Anaknya ini benar-benar unik. Bisa-bisanya mendoakan Papanya jomblo seumur hidup.

"Tega amat," ujarnya.

"Papa sih enak. Fadil gimana? Bingung tau kalau Mamanya banyak."

Ridwan memahami bahwa sebenarnya Fadil masih menyimpan ketakutan tersendiri apabila dirinya menikah lagi. Bagaimanapun ketidak berhasilan Rumah Tangga sebelumnya adalah hasil dari keegoisan mantan istrinya termasuk keluarga dari sana.

Dulu Ridwan sangat merasa bersalah dengan semua yang terjadi. Fadil masih kecil dan harus rela dioper kesana-kemari. Kadang ia heran saat pulang dari rumah mamanya tak jarang ia melihat Fadil yang terlihat begitu lelah dan pernah beberapa kali terluka. Jika ditanya anak itu akan menjawab ia begadang dengan Mama untuk menghabiskan waktu. Dan luka yang di dapat karena jatuh saat diajak jalan-jalan.

"Pa."

Ridwan tersadar dari lamunannya. "Ya?"

"Panas nih. Pusing lama-lama."

Bodoh. Ridwan baru ingat jika anaknya itu memiliki Hypoglikemia. Keasikan mengobrol membuat Ridwan sampai melupakan satu hal penting itu.

FADILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang