26. Panik

1.7K 221 69
                                    

Bantu koreksi typo

**

Pernyataan Oliv sukses menyita waktu istirahat Fadil. Setelah acara kumpul-kumpul selesai, Pak Ridwan langsung mengajak Fadil duduk berdua di ruang keluarga. Membahas pertemuan antara Fadil dengan Mama Gina yang tidak diketahui olehnya.

"Diapain sama mama kamu?" tanya Ridwan. Nadanya tidak ada penekanan sama sekali. Santai seperti biasa.

"Didorong doang," jawab Fadil jujur.

Ridwan langsung menegakkan badannya. "Kok berani dorong?"

"Ya kenapa harus nggak berani?"

Ridwan merapatkan kedua tangannya. "Maksud Papa kok berani dorong dipinggir jalan raya. Ada temen kamu juga kan? Tapi walaupun sepi harusnya nggak boleh dorong-dorong gitu. Enak aja."

"Namanya juga orang lagi emosi, Pa."

Ridwan gemas mendengar respon Fadil yang kelewat santai.

Oke. Ridwan akan tenang dulu. Diam sebentar kemudian menyadarkan tubuhnya lagi di sandaran kursi.

"Itu kan pas sepi, Pa. Kebetulan aja tiba-tiba ada temen Fadil itu yang lihat."

Ridwan mengangguk. "Coba kalo nggak ada temen kamu itu. Bukan didorong lagi kamunya."

Fadil mengernyitkan dahinya. "Terus?"

"Ya gitu pokoknya. Kaya nggak tau mama kamu aja."

Fadil menghempaskan tubuhnya di sandaran kursi. "Mama dulu perasaan baik banget, Pa. Kalo Fadil turutin kemauannya baik. Tapi kalau nggak yaa baik tapi suka ngomong ya nggak-nggak."

"Nggak-nggak gimana?"

Fadil menunduk. "Ya gitu pokoknya. Jangan gibahin Mama ah ntar Fadil dosa."

"Ini bukan gibah, ini lagi cerita berdasarkan fakta. Lagian kamu juga nggak mungkin ngarang cerita buat jelekin Mama kamu. Yang ngarang-ngarang itu baru dosa."

"Ya kan tetep aja, bicarain orang itu namanya gibah."

"Yaudah iyaa gibah."

Seperti biasa, akhirnya Ridwan kalah debat juga kalo sama Fadil. Fadil mode ngeyel itu jangan dilawan. Bisa mogok makan dia seharian.

"Yaudah istirahat sana," usir ridwan.

"Udah gini doing sidangnya? Fadil kira bakalan sampe malem lho, Pa."

Ridwan terkekeh. Dasar anaknya ini aneh, disuruh istirahat malah nantang.

"Mau emang kalo sampai malem?"

"Ya..kalau Papa masih penasaran dan mau Fadil cerita banyak, aku nggak apa-apa, Papa tanya-tanya sampe malem."

Ridwan melirik jam digital besar yang tergantung ditembok. Pukul 09.14 p.m

"Udah malem juga. Besok sekolah kan?"

"Iya."

"Yaudah, cuci tangan, cuci kaki, cuci muka, sikat gigi terus langsung tidur ya, Nak."

"Iya Papa. Tumbenan banget ngingetin satu-satu."

"Nggak mau banget diperhatiin papanya?"

"Ya buka gitu. Tanpa diingetin Fadil juga tau kali, Pa."

Fadil beranjak dari duduknya.

"Siapa tau kamu pikun lebih cepet dari pada Papa." 

"Ya nggak mungkin lah. Tuh uban udah kelihatan. Bentar lagi pikun tuh pasti," ujar Fadil sembari menaikkan celanannya yang melorot. 

FADILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang