Part 16

719 77 6
                                    

TWICE - STRAWBERY MOON

💚

Hari diganti minggu. Minggu diganti bulan. Hubungan Chaeyoung dan Momo sudah menginjak umur 3 bulan. Mereka berdua melewati hari-hari dengan penuh kebahagiaan.

Nayeon yang belum bisa menerima kenyataan hanya bisa menelan ludah pahit melihat kemesraan Chaeyoung dan Momo. Sakit hati tentu saja Nayeon rasakan. Namun, bukan berarti semangat Nayeon untuk mendapatkan cinta Chaeyoung pudar.

Jeongyeon sebagai sahabat baik Nayeon selalu sigap menghibur dan menemaninya, kala gadis itu menyendiri. Jihyo sebagai sepupunya memberi nasihat agar Nayeon tidak terus menerus berharap kepada Chaeyoung.

Tentu saja Nayeon tidak bisa melepas Chaeyoung. Karena Nayeon masih merasa bahwa Chaeyoung adalah Seyoung. Seperti saat ini, Nayeon mengajak Chaeyoung bertemu digudang sekolah.

Mereka berdua hanya diam saling menatap satu sama lain. Nayeon tidak bisa lagi menahan air matanya. Chaeyoung merasa sakit hati melihat airmata Nayeon bercucuran.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Chaeyoung lembut.

"A-aku ingin. Aku ingin bilang kalau aku Mencintaimu!" Ujar Nayeon menatap serius pria didepannya.

Chaeyoung tersentak, tubuhnya mematung kaku. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Darahnya berdesir aneh "Maaf. Maafkan aku. Aku tidak bisa membalas rasa cintamu. Aku sudah punya pacar" Katanya penuh sesal.

Andaikan saja Yeowo bukan orang pertama yang hadir dihidup Chaeyoung. Mungkin saja Chaeyoung akan menerima cinta Nayeon. Karena Chaeyoung juga jatuh cinta kepada gadis imut itu sejak pertama kali melihatnya.

"Hiks... Kau jahat Chaeyoung!" Gumam Nayeon menghapus airmatanya kasar.

"Maafkan aku" Ucap Chaeyoung menatap sesal Nayeon.

"Hiks... Aku sudah menyukaimu sejak pertama kali melihatmu. Tetapi, kenapa kau lebih memilih, Momo?" Nayeon meremas kuat-kuat dada kirinya.

Chaeyoung menunduk menatap sendu sepatunya. Chaeyoung sebenarnya tidak tega melihat Nayeon menangis. Tapi, apa dayanya? Chaeyoung tidak mungkin melepas cinta pertamanya hanya demi cinta yang baru datang.

Dugkk

Punggung Chaeyoung menghantam tembok gudang. Chaeyoung menunduk, menatap tak percaya Nayeon yang sudah mendorongnya dan menghimpitnya.

Nayeon menyeringai, menatap tajam Chaeyoung. Nayeon memeluk erat tubuh tinggi Chaeyoung, mengurungnya agar pria imut itu tidak kabur.

Chuppp

"Hhmpp" Desah Chaeyoung. Matanya membulat tak percaya. Nayeon tiba-tiba menciuminya.

Nayeon membabi-buta melumat bibir tebal Chaeyoung. Nayeon tidak perduli jika Chaeyoung akan menolak ciumannya. Yang Nayeon inginkan adalah mencium pria idamannya.

Chaeyoung ingin memberontak.
Tetapi, tubuhnya seperti tidak setuju. Akhirnya Chaeyoung hanya diam dan pasrah menerima ciuman Nayeon.

Nayeon melepaskan ciumannya. Menatap sendu Chaeyoung. Berharap pria didepannya mau merubah pilihannya untuk menerima cintanya.

"Aku mencintaimu, Chaeyoung" Akui Nayeon kembali terisak.

Chaeyoung mengangguk, memeluk erat Nayeon dan mengelus rambutnya. Nayeon terharu mendapat pelukan Chaeyoung. Tangisnya semakin menjadi-jadi. Nayeon pun menangis didalam pelukan Chaeyoung.

"Maafkan aku yang tidak bisa menerima cinta tulusmu itu. Karena aku sudah menemukan orang yang aku cintai dan Momo juga adalah calon istriku"

Nayeon semakin menangis, tak terima ucapan Chaeyoung "Tidak! Tidak! Kau hanya milikku, Son Chaeyoung! Hanya milikku!" Serunya keras, memeluk erat tubuh kekar Chaeyoung.

MINE [ First Snow ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang