Part 19

717 81 10
                                    

TWICE - SOS

💚

Nayeon yang merasa seperti sedang ditatap oleh seseorang membuka sebelah matanya. Tubuhnya mematung kaku melihat Chaeyoung menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Nayeon mendorong dada Jin menjauh. Jin menatap heran Nayeon. Namun, gadis imut itu malah berlari meninggalkannya. Jin pun mengejar Nayeon.

Chaeyoung melangkah mundur, berjalan menjauhi taman, kembali ke parkiran. Chaeyoung terus berjalan, tidak menghiraukan panggilan Nayeon. Chaeyoung merasakan dadanya seperti terhimpit beban besar melihat pemandangan tadi.

Nayeon memanggil Chaeyoung dan berusaha mengejar langkah lebar pria itu. Nayeon menyentak tangan Chaeyoung sehingga boneka laburi ditangannya terjatuh ke lantai parkiran. Sontak saja Nayeon menatap ke bawah melihat bonekanya.

"Oh!? Bonekaku!" Pekik Nayeon girang mengambil dan mengelus sayang bonekanya.

"Jadi, itu bonekamu?" Tanya Chaeyoung antara senang dan sedih sambil berusaha menahan airmatanya.

"Iya. Laburi hilang 3 bulan yang lalu. Dimana kau menemukannya?"

"Oh? Momo menyuruhku memberikannya kepadamu secara langsung. Karena hari ini Momo harus pulang ke jepang"

"Terima kasih. Boneka ini sangat berarti untukku" Pekik Nayeon mengecupi bonekanya tanpa perduli ada kotoran.

"Sama-sama. Kalau begitu, aku pulang dulu" Ucap Chaeyoung, masuk ke dalam nobilnya lalu meleset meninggalkan Nayeon.

Nayeon tersentak kaget ketika Jin menepuk pundaknya "Ada apa? Siapa yang kau temui?"

"Tidak ada. Ayo, ke kelas" Nayeon menarik lengan Jin sambil mengelus sayang laburi.

Didalam mobil Chaeyoung terus mengumpat kasar. Merutuki kebodohannya "Fuck! Fuck! Ini sangat menyakitkan, tuhan!" Ucapnya memukul keras stir mobil.

Airmatanya tak lagi bersahabat. Jatuh membasahi pipinya. Entah, airmata bahagia karena sudah menemukan Yeowo yang sebenarnya atau airmata kesedihan. Dadanya terasa sesak melihat Nayeon dicium oleh pria lain.

Tak ada lagi harapannya untuk memiliki Yeowo. Takdir seperti tak menginginkan mereka bersatu. Dari awal, kesalahpahaman sudah terjadi. Harapan yang dulu Chaeyoung harapkan untuk bertemu secara baik-baik dengan Yeowo sudah tak berarti lagi.

Chaeyoung begitu menyesal tidak mengikuti kata hatinya untuk menerima cinta Nayeon. Chaeyoung merutuki kebodohannya yang lebih mementingkan egonya untuk menjauhi Nayeon.

Chaeyoung melangkah gontai memasuki apartemen, berjalan mencari ayahnya "Ayah, aku ingin pindah sekolah" Katanya menunduk tak berani menatap ayahnya.

Seungwan menatap heran anaknya "Apa? Kau belum Lulus. Kenapa minta pindah?"

"Pokoknya aku ingin pindah sekolah ke luar negara"

"Tapi, kenapa harus pindah Chaeyoung? Di IOS juga pelajarannya sama saja dengan sekolah diluar negara" Seungwan memeluk anaknya. Sepertinya ada yang sedang terjadi dengan Chaeyoung.

Chaeyoung hanya diam memeluk erat ayahnya sambil berusaha menahan tangisnya agar ayahnya tidak mengetahui jika dirinya sedang bersedih.

"Katakan alasanmu kenapa harus pindah" Seungwan mengeratkan pelukannya saat merasakan tubuh anaknya bergetar.

"Aku hanya ingin merasakan suasana baru. Aku bosan disini" Ucap Chaeyoung serak dan tubuhnya mulai panas.

Seungwan terkejut merasakan tubuh anaknya yang panas "Kau sakit. Ayo, ke kamarmu"

MINE [ First Snow ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang