Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, tapi Jisung baru berhasil menyelesaikan catatan fisikanya sekarang.
Setelah menutup buku catatannya yang terlihat berantakan, tangan ramping itu beralih meraba isi tas yang tergantung di bangku, berusaha mengambil kotak bekal yang dibawanya dari rumah.
Baru saja kotak bekal berwarna biru muda itu mendarat di permukaan mejanya, tiba-tiba suara cempreng salah satu teman sekelasnya menginterupsinya.
"Han Jisung, kak Minho mencarimu."
Haechan berteriak heboh dari arah depan kelas, tak lupa kerlingan jahil ia lemparkan untuk Jisung. Bukan bermaksud macam-macam, Haechan hanya ikut senang karena si hati batu XI IPA 4 sedang di dekati oleh seseorang.
Ya, kabar tentang Minho yang sedang mendekati Jisung sudah menjadi rahasia umum untuk kelas XI IPA 4, bahkan mungkin seluruh angkatan kelas XI, dan XII sudah mengetahuinya. Minho yang hampir setiap hari terlihat berada di sebelah Jisung membuatnya terlihat semakin jelas.
Tidak ada yang mempermasalahkan hal itu sebenarnya, hanya saja ada beberapa hati yang ikut patah mendengar kabar itu. Bagaimanapun juga Lee Minho adalah salah satu most wanted sekolah. Jadi sudah dipastikan banyak yang menaruh hati padanya.
"Ada apa?"
Minho tersenyum mendengar suara ketus yang keluar dari bibir kecil sang adik kelas.
"Mau bertanya, boleh kan Ji?"
"Ya."
Anggap saja Minho gila, karena setiap jawaban ketus yang Jisung keluarkan akan terdengar menggemaskan di telinga Minho.
"Akhir pekan ini, kau sibuk tidak?"
"Tidak."
"Mau pergi denganku?"
"Tidak."
Minho merengut, cepat sekali Jisung menolak ajakannya. Ingin rasanya Minho memutar keadaan, dimana Jisung lah yang mengejarnya, namun itu semua hanya akan terjadi di dalam mimpinya yang tak akan pernah menjadi kenyataan.
"Oh ayolah Ji~ aku ingin mengajakmu ke sebuah festival."
"Tidak mau."
"Kumohon~"
"Tidak Lee."
"Ck. Han Jisung kejam!"
Minho menggerutu dengan bibir yang kembali merengut. Sedangkan Jisung mengedikkan bahunya tak peduli.
"Kalau tidak ada keperluan lagi, aku akan masuk."
Buru-buru Minho menahan tangan Jisung yang baru mengambil langkah untuk kembali ke kelasnya.
"Yasudah kuubah tawarannya. Ayo makan bersama di kantin."
"Aku tidak suka suasana kantin."
Jisung tidak berbohong, dia memang tidak menyukai suasana kantin yang hampir selalu ramai itu.
"Kalau begitu kita makan di rooftop! Yayaya?"
"Tidak Lee, lepaskan tanganku."
Minho berdecak, semua usahanya tidak ada yang membuahkan hasil, dan itu sangat menyebalkan.
Tapi tak apa, Minho akan tetap berusaha.
"Kenapa kau tidak pernah mau menerima ajakanku sih Ji? Selama ini aku selalu mendapatkan tolakan darimu."
"Sudah kukatakan sejak awal, jika kau benar-benar ingin mendekati ku kau harus memiliki mental yang kuat. Apa kau sudah mulai menyerah sekarang?"
Minho menggeleng cepat, "tentu saja tidak! Aku hanya bertanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
On Track ; Minsung (end)
Fanfiction"Aku menyukaimu, Han Jisung." "Tapi aku tidak. Jadi, permisi." - - - - - "Aku masih menyukaimu Ji." "Aku juga masih tidak menyukaimu." - - - - - "Tidak ingin menjalin sebuah hubungan bukan berarti aku tidak memiliki perasaan khusus padamu, Lee Minho...