Prolog.

17.5K 1K 85
                                    


Delaney's POV


Plak!

"Anjing lo!"

Gua menggampar laki-laki bajingan yang berdiri di depan gua. Gua melepas tangannya yang memegang tangan gua dengan kasar.

"Lo juga! Anjing lo!"

Kali ini gilirannya perempuan yang masih duduk sambil tertunduk di tempatnya, yang notabenenya sahabat gua selama satu tahun terakhir ini.

"Gua udah awasin lu berdua selama dua minggu ini. Emang sama-sama bangsat lo berdua!" Kata gua sambil menunjuk mereka secara bergantian.

Gua nggak peduli kalo sekarang gua jadi pusat perhatian di dalam cafe ini. Yang paling penting sekarang adalah gua bisa menumpahkan emosi gua ke pacar dan sahabat gua yang ternyata main belakang.

"Lu berdua udah cicip-cicipan, kan? Udah mantep-mantepan kan di rumah?" Tuduh gua asal.

Gua menarik nafas gua panjang dan melihat ke langit-langit cafe. Gua menahan diri gua supaya nggak memukul dua orang yang ada di depan gua.

Gua udah nggak bisa nangis lagi kali ini. Air mata gua udah habis saat tau mereka berdua punya hubungan spesial minggu lalu.

"Kalo sampe ada apa-apa sama lu berdua, gua mampu-mampusin lu berdua. Gua yang ketawa paling gede." Kata gua.

Rasanya gua ingin menampar muka Violet, si yang katanya sahabat gua. Gua benci ngeliat dia pura-pura menangis di hadapan gua seakan-akan dia nggak bersalah.

"Gua udah terlanjur sayang sama Diego." Kata Violet.

"Makan tanah lu kalo nikah sama dia. Lu kira duit yang dia pake buat manjain lu itu dari mana? Dari gua!" Omel gua.

Harusnya gua sadar kalo Diego sama Violet sama-sama mau morotin gua. Bodohnya gua ngikutin apa mau mereka berdua.

"Semoga lu berdua busuk di neraka!"

Byur!

Gua menyiram ice americano yang ada di meja ke badan Diego yang berdiri di samping gua karna nggak bisa menahan emosi gua lagi.

"Oh! Shit!"

Gua terkejut saat melihat satu cowok berkacamata yang berdiri di samping Diego sambil melihat ke arah baju putihnya yang kena cipratan ice americano yang gua siram ke Diego tadi.

"Eh! Sorry!"

Cowok itu menatap gua sekilas dan menganggukkan kepalanya. Lalu, dia berjalan keluar dari cafe sambil mencoba membersihkan noda yang ada di bajunya dengan tangannya.

Gua yang merasa bersalah pun mengejar dia keluar dari cafe. Dia berhenti di depan cafe sambil melihat ke bajunya yang kena noda tadi.

"Eh, eh, sorry banget. Gua nggak sengaja. Gua ganti rugi deh. Gua minta maaf banget weh. Gua kesel banget tadi weh." Kata gua.

Dia menengok ke arah gua dan hanya mengangukkan kepalanya. Gua menahan tangannya karna dia baru aja mau meninggalkan cafe ini.

"Eh, lu bilang dong mau apa. Gua nggak enak banget sama lu." Kata gua.

"Sumpah, ya! Tadi sahabat gua selingkuh sama cowok gua. Makanya emosi gua meledak-ledak banget tadi." Lanjut gua.

Cowok itu masih diem dan memerhatikan gua yang mengungkapkan emosi gua lagi. Gua curiga cowok ini nggak bisa ngomong.

"Bisa ngomong nggak?" Tanya gua pelan-pelan sambil menggunakan bahasa tubuh gua karna gua takut dia nggak bisa ngomong.

Dia masih diam dan menatap gua dengan datar. Gua semakin yakin dia nggak bisa ngomong karna dia nggak berkutik sama sekali.

"Lu. Mau. Apa?" Tanya gua pelan-pelan sambil menggunakan bahasa tubuh gua.

"Pulang." Katanya.

Gua terkejut saat mendengar suara beratnya yang keluar dari mulutnya. Dia berjalan ke mobilnya dan meninggalkan gua yang membeku setelah mendengar suara sexynya.

"Pantesan Diego selingkuh. Ternyata emang gua ditakdirkan buat ketemu sama dia." Kata gua.















Halo!

Ketemu lagi nih di cerita barunya author!!!

Author excited banget nulis cerita ini. Fanfict Wonwoo pertama yang author tulis. Pertama kalinya juga author nggak nulis ff Jaehyun hahaha.

Btw, author berharap banget readers pada suka sama cerita author kali ini!

Enjoy ya

✔️Cold ; Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang