7.

4.2K 594 37
                                    


"Gua nggak pernah ngajarin lu buat nyerah, ya. Temennya sendiri aja bilang kalo masih ada peluang."

Gua mengunci mulut gua sambil mengingat kata-kata Kak Jeonghan beberapa jam lalu saat gua telfonan sama dia.

Gua sempet kepikiran buat mundur karna yang dibilang sama Vernon itu persis kayak yang gua alami. Gua merasa Wonwoo udah peduli sama gua, tapi nyatanya itu bukan buat gua doang. Emang itu udah sifatnya dia.

"Puyeng dah ah pala gua." Keluh gua.

Gua mengambil barang-barang gua beserta kopi gua dan berniat untuk beranjak dari cafe langganan gua sama temen-temen gua.

Gua kembali ke tempat duduk gua buru-buru dan menaruh barang-barang gua lagi saat melihat cowok berkacamata masuk ke dalam cafe. Dia langsung memesan minuman di kasir.

"Eh! Wonwoo!"

Dia menghentikan langkahnya dan menatap ke arah gua sejenak. Tanpa bicara apa-apa lagi, Wonwoo langsung duduk di depan gua.

Beruntungnya kali ini gua ke cafe sendirian. Biasanya gua mana pernah dateng ke cafe sendirian. Kalo gua minta temenin Eunbi, mungkin sekarang gua nggak bisa duduk berdua sama Wonwoo.

"Apa kabar?" Tanya gua dengan semangat.

"Dua hari lalu gua abis nganter motor ke rumah lu." Jawab Wonwoo dengan santai.

Nanyain kabar itu kayaknya basi banget buat gua. Tapi, apa daya gua sekarang yang udah kehabisan topik buat ngobrol sama Wonwoo.

Selama ini gua nggak pernah yang namanya takut ngomong sama orang lain. Tapi, kalo sama Wonwoo, rasanya ada tekanan yang nggak bisa gua jelasin.

"Ya, siapa tau lu sakit kemaren. Gua kan nggak tau." Kata gua.

"Baik." Kata Wonwoo.

Gua cuma bisa mengaduk-adui kopi gua karna gua nggak tau apa lagi yang mau dibicarakan sama Wonwoo.

"Kak Wonwoo!"

Wonwoo berdiri untuk mengambil pesanannya setelah namanya dipanggil. Gua memegang dada gua untuk merasakan detak jantung gua yang nggak beraturan.

Saat pintu cafe terbuka, gua melihat satu pasangan yang sangat amat gua benci. Siapa lagi kalo bukan Diego sama Violet? Bahkan, gua menunggu penderitaan datang ke mereka berdua. Iya, gua tau gua jahat.

"Lu nggak mesen makanan?" Tanya Wonwoo.

Gua dibuat semakin bingung karna Wonwoo yang tiba-tiba nanya ke gua. Pokoknya gua nggak boleh berekspetasi sama dia.

"Udah abis." Jawab gua.

Gua kembali menengok ke arah Diego sama Violet yang baru aja duduk di tempatnya setelah memesan makanan. Gua terkejut saat mereka berdua juga menengok ke arah gua.

"Del."

Gua lebih terkejut lagi saat Wonwoo memanggil gua dan memegang tangan gua. Tiba-tiba ruangan jadi panas banget.

"Mantan lu, kan?" Tanya Wonwoo, gua mengangguk.

"Gua mau bantu aja. Muka lu biasa aja. Nanti ketauan kalo bohongan." Kata Wonwoo.

Rasanya gua ingin berteriak dan melemparkan pertanyaan bertubi-tubi ke Wonwoo. Gimana caranya gua biasa aja kalo dia megang tangan gua kayak begini?

"Tangan lu keringetan?" Kata Wonwoo.

Gua masih mengatur nafas gua dan gua nggak berani melihat ke arah Wonwoo. Wonwoo menarik tangan gua pelan dan membuat gua menengok ke arah dia.

"Weekend kosong nggak?" Tanya Wonwoo.

✔️Cold ; Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang