34.

4K 520 16
                                    


"Capek, Nu!"

Gua berhenti berlari karna gua udah nggak kuat lari-lari. Baru lima belas menit lari, tapi gua udah nggak mampu lagi.

Wonwoo yang sempat meninggalkan gua pun akhirnya berlari kembali ke arah gua. Nafas gua udah memburu, sedangkan dia masih keliatan santai banget.

"Lima menit lagi, yuk. Abis itu istirahat." Kata Wonwoo.

"Capek." Rengek gua.

Wonwoo pun tersenyum dan mengajak gua untuk duduk di atas rumput, lalu dia memberikan gua minum. Gua pun langsung meminum air yang diberikannya.

"Sekarang karna belom biasa aja. Nanti kan tiap minggu pagi kita lari pagi berdua kayak begini. Lama-lama biasa kok." Kata Wonwoo enteng.

Gua menoleh ke arahnya dengan tatapan nggak percaya. Gua harus lari pagi tiap minggu pagi? Padahal seharusnya gua belom bangun dari mimpi indah gua jam segini.

"Sekali-sekali istirahat, Nu." Kata gua.

"Iya, sekali-sekali istirahat. Tapi, lu kan baru sekali lari pagi. Masa udah mikirin istirahat aja sih?" Kata Wonwoo.

Dulu, lebih baik gua disuruh ngeringkas satu bab di pelajaran sosiologi daripada harus ikut pelajaran olahraga. Segitu nggak sukanya gua sama pelajaran olahraga.

"Nu, kok lu kuat sih?" Tanya gua.

"Awalnya kan gua juga nggak sekuat ini. Pelan-pelan, Del." Kata Wonwoo.

Makin lama gua istirahat rasanya gua makin males buat bergerak. Gua kembali meminum air mineral untuk mengisi tenaga gua.

"Nu, kalo abis ini gua capek, gua balik duluan, ya." Kata gua.

"Nggak usah mikirin itu dulu. Yang penting sekarang kita lanjut lari dulu." Kata Wonwoo sambil berdiri dan mengulurkan tangannya ke gua.

Gua sama Wonwoo pun mulai berlari lagi. Entah sampe beberapa menit lagi gua mampu lari. Semoga aja gua nggak pingsan di tengah jalan.

"Sini!"

Wonwoo yang sempat berlari agak jauh dari gua menyeimbangkan langkahnya dengan gua lalu meraih tangan gua.

"Semangat dong!" Kata Wonwoo.

Walaupun dapet semangat dari Wonwoo, gua sama sekali belom semangat. Selama ini gua belom ada motivasi buat hidup sehat. Gua masih lebih milih rebahan di kamar daripada harus banyak bergerak dan mengeluarkan tenaga gua kayak begini.

"Nu, kalo gua pingsan, jadinya nggak sehat dong, Nu." Kata gua sambil berlari.

"Jangan banyak ngomong. Nanti malah tambah capek." Balasnya.

Terpaksa gua hanya bisa diam dan terus mengikuti langkah Wonwoo. Kayaknya gua berlari sampe ketemu malaikat pencabut nyawa karna sedikit lagi nyawa gua bakal terbang akibat lari pagi.

Tangan gua sama Wonwoo udah terlepas dari tadi dan Wonwoo pun semakin menjauh dari gua tanpa dia sadari. Kecepatan berlari gua semakin pelan dan Wonwoo malah semakin bersemangat.

"Capek anying!" Cicit gua sambil berhenti dan mengatur nafas gua.

"Huh! Dikerjain calon dokter gua." Kata gua sambil mengelap keringat gua.

Gua nggak memerdulikan Wonwoo yang udah lari jauh di depan. Gua duduk lagi di atas rumput karna udah bener-bener nggak kuat.

"Ya, Tuhan! Ubah hambaMu ini supaya nggak lebay lagi. Hamba capek jadi lebay kayak begini." Kata gua sambil menundukan kepala gua.

Kalo pengambilan nilai di sekolah, mau nggak mau gua harus bergerak. Banyak yang bilang gua lebay karna gua gampang banget capek kalo olahraga. Gua juga mengakui kalo gua lebay. Percuma kalo gua membela diri gua, tapi nggak ada yang ngerti jadi gua.

✔️Cold ; Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang