12.

4K 568 68
                                    


Ding dong!

"Aduh, lutut mama ngilu, Del. Tolong bukain pintu rumah dong. Kasian mama udah makin tua."

Gua menatap datar ke arah mama yang tadinya baik-baik aja, tiba-tiba lututnya langsung ngilu pas tau ada tamu. Mungkin lututnya sensitif kalo denger bel rumah gua.

"Amin." Kata gua sambil berdiri.

Gua berjalan ke arah pintu rumah dengan langkah gontai. Gua nggak tau kenapa semua anggota keluarga gua itu pemalas.

Gua menguncir rambut gua sebelum gua membukakan pintu untuk tamu ini. Padahal gua udah mau ketiduran di sofa tadi.

"Wonwoo! Masuk dulu."

Rasa ngantuk gua berubah menjadi rasa seneng. Sedikit deg-degan juga karna gua berhadapan sama Wonwoo. Sekarang jantung gua jadi lebay terus kalo ada Wonwoo.

"Duduk, Wonwoo." Kata mama.

Wonwoo pun duduk di sofa dan mama berjalan ke dapur untuk mengambil minum buat Wonwoo. Sebenernya gua nggak tau sama sekali kalo Wonwoo mau dateng ke rumah gua. Seinget gua nggak ada acara apa-apa.

"K-kenapa, Nu?" Tanya gua.

Mama membawa minuman buat Wonwoo lalu mama berjalan ke atas meninggalkan gua sama Wonwoo berdua di ruang tamu.

"Beli martabak." Katanya sambil menatap lurus ke depan.

"Gua nggak jualan martabak, Nu." Kata gua.

Wonwoo melirik gua tanpa ngomong satu kata pun. Dia mengambil minum yang dibawain mama gua tadi dan langsung dihabiskan minumannya.

"Gua nggak tau tempat yang enak di mana." Kata Wonwoo.

Gua mengangguk-nganggukkan kepala gua setelah mengerti apa maksud Wonwoo. Cuma minta temenin, susah banget sih ngomongnya.

Gua tersenyum sedikit karna gemas melihat Wonwoo yang ternyata serandom itu. Harus banget beli martabak ditemenin begini.

"Yaudah ayo atuh." Kata gua.

"Gua ke sini pake sepeda." Katanya tanpa melihat ke arah gua.

Gua yang mengerti pun akhirnya inisiatif mengambil kunci motor vespa kesayangan gua sekalian jaket gua supaya nggak kehujanan kayak malem itu dan langsung keluar dari rumah bareng Wonwoo.

Wonwoo meminta kunci motor gua dan gua pun langsung memberikan kunci motor gua, lalu gua sama Wonwoo langsung berangkat.

"Martabak yang waktu itu gua beli enak kok, Nu." Kata gua, Wonwoo cuma menganggukkan kepalanya.

Gua nggak bisa menahan senyum gua di belakang punggung Wonwoo. Pipi gua udah bener-bener panas.

Gua masih gemes aja sama Wonwoo yang dateng malem-malem tanpa ngasih tau apa-apa, ternyata dia mau beli martabak doang.

"Lu kelaperan apa gimana, Nu?" Tanya gua.

"Hmm?"

"Maksudnya kok lu tiba-tiba pengen martabak?" Tanya gua lagi.

"Pengen aja."

Nggak lama setelah itu, gua sama Wonwoo nyampe di tempat martabak waktu itu. Wonwoo langsung memesan martabaknya dan gua duduk di bangku yang udah disiapkan abang martabaknya.

"Lu suka martabak?" Tanya gua.

"Lagi pengen aja." Jawabnya.

Wonwoo melepas jaketnya dan tanpa sengaja menunjukan bahunya yang lebar. Rasanya gua pengen nyender di bahunya sekarang.

✔️Cold ; Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang