Dua Puluh Empat

962 117 0
                                    


Hari ini adalah hari ketiga Lyra mendiami Arsen, bahkan saat di sekolah dia sama sekali tidak menganggap keberadaan Arsen di sisi nya. Sedangkan Vina, setiap berpapasan dengan Lyra, dia selalu tersenyum penuh kemenangan.

Braakkkkk

Lyra melempar tas sekolah nya dengan asal ke sofa, lalu mendudukkan dirinya di atas sofa. Pikiran nya tidak bisa lepas dari kejadian menyakitkan di rumah Arsen.

Ddrrtttt.. ddrrtttt..

Lyra mengambil handphone nya yang berada di dalam saku seragam nya, terlihat ada kontak Arka yang menelpon nya, tanpa banyak pikir, Lyra langsung mengangkat nya

"Nona, kamu sudah pulang?" Yahh, seperti ini lah Arka sekarang, dia sangat memperhatikan kehidupan Lyra, mulai dari menanyakan sudah makan atau kegiatan apapun, dia juga selalu memasak untuk Lyra ketika Lyra lapar. Bahkan seperti saat ini saat dia sedang bekerja, dia menyempatkan diri untuk menelpon Lyra

"Udah aku bilang, jangan panggil aku Nona, sekarang aku sudah miskin" Jawab Lyra, terdengar kekehan di seberang sana

"Kamu sudah makan? Siang ini mau makan apa? Biar aku belikan"

"Apa aja terserah" Jawab Lyra, dia sudah terbiasa di perlakukan seperti seorang putri oleh Arka

"Oke, nanti akan ada orang yang mengantar makanan ke rumah kamu"

"Terima kasih"

"Sama-sama, sekarang aku kembali bekerja.. Bye.." panggilan nya terputus sebelum Lyra menjawab.

Ahh sudahlah.. dia melempar asal benda pipih itu ke atas sofa dan beranjak pergi ke kamar untuk ganti baju.

Gadis itu sudah duduk manis di atas karpet bulu depan TV dengan duduk menyilang, di temani satu lolipop yang sedang di emut nya, sesekali melirik handphone barangkali ada yang menelpon nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis itu sudah duduk manis di atas karpet bulu depan TV dengan duduk menyilang, di temani satu lolipop yang sedang di emut nya, sesekali melirik handphone barangkali ada yang menelpon nya. Lyra sekarang mulai beradaptasi dengan kehidupan modern, gaya hidup, pakaian, atau apapun itu.

Tok.. tok..

Lyra langsung berdiri dengan semangat dan membuka kan pintu, pasti itu mas-mas yang mengirim makanan.
Senyum Lyra pudar ketika di lihatnya Arsen berdiri di depan nya, bukan mas-mas pengantar makanan.

Tatapan nya yang terlihat sendu menatap lekat Lyra, kemudian Lyra tersadar dari lamunan nya dan hendak menutup pintu tapi Arsen keburu mencegah nya dan membawa Lyra kedalam pelukannya.

"Aku minta maaf,," Arsen mempererat pelukannya seakan tidak mau kehilangan Lyra, walaupun Lyra sama sekali tidak bergeming "aku gak bermaksud buat mengkhianati kamu Li, aku khilaf.. aku minta maaf"

Lyra tersenyum kecut, padahal Arsen tidak perlu berlebihan seperti ini, Lyra tau hati Arsen bukan untuk nya tapi untuk Vina. Dia ingin berusaha mengobati perasaan nya, dan mencoba melupakan Arsen, walau menurut nya mustahil.

"Li.. kamu maafin aku kan?" Arsen melepas pelukan nya dan menggenggam kedua tangan Lyra, bahkan lolipop yang di pegang nya mulai cair dan menetes. Lyra menghempas kan tangan Arsen lalu berlari ke dapur untuk membuang lolipop yang masih besar itu.

Saat Lyra membalikkan badan bermaksud untuk kembali ke ruang tengah, dia terkejut dengan keberadaan Arsen di hadapan nya, lelaki itu berdiri dengan jarak sangat dekat dan terus mendekat sampai Lyra harus mundur beberapa langkah dan punggungnya menabrak dinding.

"Kamu cantik.." gumam Arsen yang masih bisa di dengar oleh Lyra, matanya meneliti dari atas sampai bawah membuat Lyra gugup

"Sekarang kamu pergi.." usir Lyra, dia tidak ingin usahanya untuk melupakan Arsen itu sia-sia

"Aku minta maaf Lily..."

"Aku gak punya maaf untuk kamu.. Sekarang kamu pergi !"

"Gak ! Aku gak mau pergi"

"Untuk apa kamu masih ada disini? Kenapa kamu deketin aku terus? Aku tau perasaan kamu masih untuk Vina." Jawab Lyra tepat sasaran sampai membuat Arsen diam mematung

"Kalau kamu kesini cuma buat ngehibur aku, aku gak butuh Sen, mendingan sekarang kamu pergi.. aku sedang berusaha melupakan kamu. Dan belajar untuk terbiasa tanpa kehadiran kamu" Lyra terpaksa mengeluarkan seluruh unek-unek nya agar Arsen mau keluar dari rumah nya, dia benar-benar sakit hati bahkan ketika melihat wajah tampan Arsen.
Arsen masih terdiam, matanya tidak lepas memandang mata bulat milik Lyra.

"Kamu yang pergi atau aku yang pergi?" Tanya Lyra lalu dia berjalan ke ruang tengah setelah mendengar ada yang mengetuk pintu, mungkin itu mas-mas pengantar makanan. Tapi percuma, sekarang Lyra sudah tidak mood untuk makan.

LILY : The Curse Of A Siren  [SELESAI✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang