Lyra berjalan dengan canggung di koridor sekolah ketika mendapati tatapan aneh dari seluruh siswa, bahkan ada sebagian orang yang sengaja menghindari nya. Sampai dia tiba di dalam kelas, sama sekali tidak ada yang menyapa nya. Bahkan Rei yang selalu usil terhadap nya, sekarang bersikap seolah-olah tidak mengenal nya.Lyra menghela nafas panjang mencoba untuk tidak memperdulikan mereka.
"Lyra.. bisa kita bicara?" Tanya Arsen yang baru tiba di kelas. Lyra diam, baru kali ini ucapan nya terkesan dingin, tapi tak ayal dia mengangguk juga.
Lyra mengikuti Arsen kemanapun dia pergi, tidak ada yang berbicara, Lyra benar-benar tidak nyaman dengan situasi sekarang ketika Arsen mendiami nya. Tiba-tiba Arsen berhenti sampai kepala Lyra menubruk punggung milik Arsen.
Dia mengotak-atik handphone nya lalu menunjukkan nya pada Lyra.
Lyra terkejut ketika melihat video yang di tunjukkan Arsen, video yang di rekam Vina saat menjebaknya. Jadi ini alasan nya? Kenapa semua murid menjauhi Lyra?
Wanita sialan itu!!
"Apa ini bener?" Tanya Arsen memastikan, tapi tidak ada jawaban sedikit pun dari Lyra, dia hanya menunduk melihat rumput tidak tahu harus menjawab apa
Pukk.. pukk..
Lyra menoleh ke belakang ketika ada seseorang yang menepuk pundak nya, ternyata gadis itu.. gadis yang sudah menjebaknya kini sedang tersenyum lebar.. sangat licik !!
"Ahh.. Lyra.. Lo emang pandai menghapus ingatan orang lain, tapi Lo gak tau kalau gue udah ngerekam ini"
"Jadi ini bener atau engga Li?" Tanya Sean menuntut karena Lyra hanya diam saja
"Kamu bukan manusia?" Lanjut Arsen"Aku manusia !" Jawab Lyra tidak terima, sekarang memang dia seorang manusia
"Terus ini apa?!"
"Aku bisa jelasin Arsen!!" Lyra memegang tangan Arsen tapi langsung di hempas dengan kencang.
"Udah Li, aku gak mau deket-deket sama siluman" Ucap nya tegas dan sangat menyakitkan lalu pergi bersama Vina meninggalkan Lyra sendiri.
Lyra mencoba untuk menahan air mata nya supaya tidak keluar, dia tidak mau menjadi Allyra yang cengeng. Lalu berlari menyusul Arsen, beberapa kali Lyra mencoba untuk menjelaskan tapi Arsen selalu menghindar.
Arsen jengah, dia melepaskan tangan Lyra yang memegang lengannya dan mendorong dada gadis itu.
Gepp..
Lyra mungkin akan kesakitan andai saja tidak ada seseorang yang menahan tubuhnya dari belakang, Lyra mendongak untuk melihat siapa orang yang masih mau membantu nya, di saat orang lain menjauhi nya.
Sean
Wajah tampan itu tidak memperdulikan tatapan Lyra, dia menatap tajam Arsen yang juga sama sedang menatapnya dengan tajam.
"Lo gak seharusnya perlakukan dia secara kasar" Ucap sean datar, tanpa ekspresi sama sekali tapi terlihat keren
"Siapa Lo? Ikut campur urusan gue?"
Sean tidak berniat menjawab lagi, dia menggenggam tangan Lyra lalu pergi melewati Arsen dan Vina dengan angkuh.
Lyra sedikit kesusahan mengimbangi langkah Sean yang lebar dan cepat, tangan nya yang dingin tapi tidak tahu kenapa malah membuat Lyra panas. Astaga.. disaat darurat seperti ini pun dia masib bisa merasa berdebar-debar karena lelaki.
"Kita mau kemana?" Tanya Lyra ketika Sean berjalan melewati ruang kelas Lyra.
"Hari ini gak akan ada pelajaran, guru rapat. Jadi kita ke belakang sekolah aja" jawabnya tanpa menoleh ke arah Lyra.
. . . . .
Bel sudah berbunyi tapi seluruh siswa justru berhamburan keluar kelas sambil berteriak-teriak "Ada yang tenggelam !!" . Lyra yang mendengar itu langsung pergi mengikuti para siswa yang berlari ke arah kolam renang.
Sudah ada banyak orang yang mengerubungi kolam itu tapi Lyra tidak melihat ada orang di dalam air.
Tapi kemudian..
Byyuuurrrr..
Lyra tercebur kedalam air setelah ada seseorang yang mendorong nya, entah karena panik atau karena dasar nya yang licin, dia tidak bisa bahkan untuk menyembulkan kepalanya saja.
Aku manusia..
Aku bukan Siren lagi..
Tolong. Arsen.. aku tidak bisa berenang..
Bunda.. mungkin aku akan segera menyusul mu..
Tubuh Lyra diam tak berontak lagi seiring dengan kesadaran nya yang mulai hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY : The Curse Of A Siren [SELESAI✓]
Fantasi"Aku bersumpah atas nama Poseidon, anak mu akan menjadi sama seperti ku !!!" Ucap nya penuh dengan amarah dan seketika Gelombang laut tinggi di sertai gemuruh yang sangat dahsyat "Ini pertanda buruk" Ucap salah satu wanita yang perutnya terlihat sud...