Pagi ini Lyra berangkat ke sekolah bareng Arsen, dia sudah menginap di rumah Arsen selama 2 hari, dan sore nanti Lyra berniat untuk pulang ke rumah nya sendiri karena merasa tidak nyaman kalau tinggal di rumah orang lain."Arsen duluan yah, aku mau ke toilet dulu" Ucap Lyra tiba-tiba ketika matanya tidak sengaja menemukan Sean yang di cari nya kemarin-kemarin.
Kemarin, Lyra tidak bisa mencari Sean karena dia seharian penuh berduaan dengan Arsen, dia juga tidak menemukan Sean di sekolah, mungkin karena sekolah ini luas.
Arsen mengangguk lalu pergi meninggalkan Lyra setelah sebelumnya mengelus rambut Lyra dengan sayang. Lyra lalu berlari menghampiri Sean setelah di lihatnya Arsen sudah pergi ke kelas
"Kita harus bicara" Ucap Lyra lalu menyeret tangan Sean untuk pergi ke belakang sekolah, Sean hanya menurut saja
"Ada apa?" Tanya pria itu dengan wajah datar seperti biasanya
"Aku mau terima tawaran kamu waktu itu"
Sean menaikkan sebelah alisnya bingung "Yang mana?"
"Melepas kutukan aku, dan kamu jadi kuat"
"Bukan kuat! Tapi kekuatan gue balik seutuhnya " ralat Sean dengan mensejajarkan wajahnya dengan Lyra yang lebih pendek dari dirinya. Lyra menahan nafas ketika menyadari jarak mereka terlalu dekat, lalu dengan rasa takut, Lyra mundur satu langkah lalu nyengir kuda.
"Kenapa Lo lama banget mikir nya?"
"Aku.. sudah yakin, aku sudah tidak takut dengan rasa sakit lagi" Jawab Lyra mencoba meyakinkan diri nya sendiri, padahal dia takut setengah mati
"Bagus, kalau niat Lo mau kembali jadi manusia, kembali dengan hidup normal. Tapi kalau niat Lo cuma untuk manusia playboy itu, Lo salah.."
"Maksudnya?"
"Lo bisa rasain kan kalau manusia itu hatinya bukan buat Lo"
"Gak papa, setidaknya aku masih bisa berusaha. Aku juga ingin mengingat bagaimana kehidupan ku yang dulu"
Sean menatap nya dengan lekat, lalu menghela nafas
"Gue seneng, karena Lo akhirnya mau.. ini sama-sama menguntungkan untuk kita"
Lyra mengangguk antusias
"Tunggu gue di parkiran nanti" Ucap Sean lalu pergi meninggalkan nya
"Jangan pulang sekolah !! Biar aku aja yang datang ke rumah kamu!"
"Gue gak terima penolakan..!"
"Ihh.. dasar nyebelin..!"
_____________
"Arsen.. hari ini aku pulang sendiri yah.."
"Kenapa? Emang kamu mau kemana? Biar aku anter"
"Gak usah, aku mau.. belanja dulu" Jawab Lyra setelah berfikir alasan apa yang pantas untuk pergi bersama Sean
"Belanja apa? Biar aku anter aja sekalian"
"Keperluan aku, gak usah nanti kamu nunggu nya lama"
"Gapapa Li, bareng aku yah.."
Lyra menggeleng pelan lalu menggenggam tangan Arsen
"Aku lagi pengen sendiri, jadi tolong pengertian nya yah.."
"Kamu kenapa sih hari ini aneh banget. Lagi pms?"
Lyra hanya mengangguk, padahal dia tidak mengerti apa itu PMS. Lalu Lyra memeluk Arsen, memeluk kehidupan nya, dia merasa sangat nyaman ketika dekat dengan Arsen. Arsen yang sebelumnya diam, dia mulai membalas pelukan Lyra, ada yang aneh dari gadis nya hari ini. Sedari tadi dia hanya diam dan terlihat gelisah. Tidak seperti biasanya, menjadi Lyra yang cerewet, banyak tanya dan polos. Lyra yang Arsen temui hari ini adalah Lyra yang misterius.
Mereka berdua berpisah di parkiran setelah sebelumnya berdebat karena Arsen ingin mengantarkan nya ke supermarket, tapi Lyra lagi-lagi menolak.
"Kamu yakin gak mau aku antar?" Tanya Arsen untuk yang ke sekian kalinya
"Nggak Arsen.. aku bisa kok pergi sendiri, kan aku udah tau dimana mall nya" jawab Lyra dengan senyum menghiasi wajahnya
Arsen tersenyum melihat keyakinan Lyra, dia mengusap kepala Lyra lalu tangannya beralih ke pipi bulat milik gadis itu.
"Yaudah.. aku pulang duluan yah.. nanti kalau kamu gak tau jalan pulang, telpon aku aja"
"Iya.."
Lyra melambaikan tangan nya sambil menatap kepergian Arsen dari gerbang sekolah. Sekarang dia berdiri sendiri di area gerbang sekolah karena kebanyakan murid sudah pulang setengah jam yang lalu.
Bipp.. bipp..
Lyra di kaget kan dengan suara klakson mobil yang berada di samping nya, ternyata Sean. Lyra langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Sean.
"Nunggu lama?"
"Lumayan"
Hening..
"Kita mau kemana?" Tanya Lyra setelah menyadari bahwa jalan yang di lalui nya masuk kedalam area hutan, Lyra jadi semakin takut
"Ke rumah gue"
"Kenapa harus di rumah kamu?"
"Kalau kita ngelakuin nya di rumah Lo.. apa Lo bisa nahan teriakan Lo?" Tanya Sean dingin, Lyra jadi merinding sendiri.. apa itu akan sangat menyakitkan sampai Lyra harus berteriak
"Ikutin apa kata gue.. dan Lo hanya perlu nurut"
Tidak lama, mereka sudah sampai di depan rumah bernuansa putih yang sangat mewah tapi.. sepi, karena rumah ini berada di tengah-tengah hutan. Lalu Lyra lagi-lagi terkejut karena gerbang rumah ini terbuka sendiri padahal tidak ada penjaga nya.
Serem..
Itu yang ada di benak Lyra saat mereka berjalan di dalam rumah itu, Lyra hanya mengikuti kemana langkah Sean tertuju.
"Kita mau kemana?"
"Ke kamar gue"
"Kok dikamar..?"
"Lo itu bisa diem gak?!"
Ceklek
Sean membuka salah satu pintu dan langsung mendorong Lyra untuk masuk kedalam, ini sebuah kamar yang elegan, dan tertata rapih dengan nuansa moca. Lyra mendudukkan dirinya di pinggir ranjang setelah sebelumnya dapat teguran karena dia duduk di sofa, entah apa alasannya.
Dengan santainya, Sean melepas jas seragam nya lalu membuka dasi nya serta membuka 2 kancing kemeja nya dari atas, lalu dia menghampiri Lyra yang masih duduk diam menatapnya.
"Buka seragam Lo.." perintah Sean, Lyra hanya menurut membuka jas nya lalu dasinya dan hendak membuka kancing kemeja nya tapi tangan nya di cegah oleh Sean
"Gak usah sampai ke bawah" pinta Sean, ketiga kancing Lyra sudah terbuka menampakkan payudara nya yang mampu membuat Sean gusar.
Lalu dia merebahkan Lyra di ranjang, Sean memerangkap tubuh Lyra yang berada di bawah nya, gadis itu hanya menatap nya dengan sedikit takut.
"Lo gak usah takut, sebentar lagi Lo akan jadi manusia seutuhnya.."
Lyra mengangguk dan membiarkan Sean yang mencium keningnya lalu beralih ke pipi dan.. leher. Tangan kanan Sean memegang sebelah pundak Lyra dan tangan kiri nya memegang kepala Lyra supaya tidak berontak.
"Aargghh..!!!!!" Teriak Lyra saat taring Sean melukai leher nya kemudian menghisap darahnya. Kedua tangan nya yang bebas menjambak rambut Sean..
Sumpah demi apapun.. ini lebih sakit dari yang Lyra bayangkan, dia merasa seperti akan mati, nyawanya seperti perlahan hilang. Kaki nya lemas.. lalu merambat ke atas, tangan nya juga terkulai ke samping, lalu mata nya memburam seiring dengan kesadaran nya yang hilang
"Good bye Lyra.. Welcome Allyra.." Bisik Sean di telinga Lyra, dia menjilati sisa-sisa darah yang ada di leher nya.
_____
1035 kata 😍 rekor part terpanjang yang pernah aku buat !!
Jangan lupa vote nya ya❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
LILY : The Curse Of A Siren [SELESAI✓]
Fantasy"Aku bersumpah atas nama Poseidon, anak mu akan menjadi sama seperti ku !!!" Ucap nya penuh dengan amarah dan seketika Gelombang laut tinggi di sertai gemuruh yang sangat dahsyat "Ini pertanda buruk" Ucap salah satu wanita yang perutnya terlihat sud...