Setelah seharian di kurung oleh Arka, Lyra kembali bersekolah meski harus berdebat dengan lelaki yang sudah di anggap seperti kakaknya itu. Arka bilang kalau Lyra tidak pantas sekolah lagi disana karena orang-orang nya yang tidak punya etika setelah membiarkan Lyra tenggelam begitu saja.Tapi diluar dugaan, hampir semua murid meminta maaf pada Lyra atas kejadian di kolam dan akhirnya menyebabkan Lyra mendapatkan banyak teman di sekolah.
Mendapatkan teman tentu sangat membahagiakan, tapi dia juga kehilangan Arsen, lelaki itu tidak pernah menghampiri Lyra lagi, bahkan saat berpapasan dengannya, Arsen selalu saja cuek. Lyra tidak tahu apa lagi kesalahannya. Perasaan sesak menghampiri gadis itu ketika di lihatnya Vina yang bergelayut manja di lengan Arsen.
Arsen.. lelaki itu masih bingung dengan perasaannya sendiri, dia tidak mencintai Lyra, dia hanya mengagumi kecantikan gadis itu. Tapi melihat Lyra murung seperti tadi, ada perasaan aneh yang mengganjal di hati nya, dia tidak mau melihat Lyra sedih, tapi dia juga tidak mau terus mempermainkan Lyra.
"Arsen..!! Kamu dengerin aku gak sih?" Tanya Vina dengan kesal karena dari tadi dia sedang curhat tapi tidak ada tanggapan apa-apa dari cowok di samping nya itu
"Kamu lagi mikirin apa?" Lanjut nya, karena merasa tidak ada jawaban dari Arsen
"Bukan apa-apa"
"Bohong, kamu masih mikirin wanita ikan itu kan?!"
"Kenapa sih kamu selalu bilang Lyra itu gadis ikan! Buktinya kemarin dia gak berubah jadi duyung !!"
"Tapi aku punya video nya!"
"Bisa jadi itu cuma editan kamu"
"Kenapa kamu jadi belain dia?!!"
Arsen bungkam, benar juga kenapa dia sekarang membela Lyra setelah sebelumnya dia bersikap jahat sama seperti Vina.
. . . . . . .
Bel sudah berbunyi, semua murid mulai memasukkan barang-barang nya kedalam tas dan bersiap untuk pulang. Saat Lyra berbalik ke belakang untuk membawa tas nya, mata nya menatap lelaki yang ada di belakang nya yang sedang fokus mencatat sesuatu di buku.
Lyra mengamati wajah tenang Arsen, lelaki yang sangat ia rindukan tapi tidak bisa dia dekati lagi. Lyra rindu atas sikap manis Arsen, ocehan nya, cerewet nya, dan sikap jahil nya. Lelaki itu seakan sangat mudah untuk melupakan perasaan nya pada Lyra, atau mungkin dia memang tidak pernah punya perasaan pada Lyra sedikitpun. Lyra hanya bisa menghela nafas pasrah lalu pergi meninggalkan kelas nya.
Lyra berjalan kaki menyusuri trotoar, dia sedang tidak ingin naik taksi atau angkutan lainnya, saat ini dia sedang ingin pulang jalan kaki karena perasaan nya sedang sedih.
Tiitt..tittt..
Sebuah mobil mewah berjalan melambat di samping Lyra seakan menyeimbangkan dengan langkah kaki Lyra. Lalu kaca mobil turun dan menampilkan figur seorang lelaki tampan. Lyra hanya melirik nya sekilas, siapa tahu dia kenal, ternyata tidak !
"Lyra..!" Panggil nya sedikit berteriak mungkin agar Lyra bisa mendengar nya, tapi gadis itu cuek-cuek saja
"Lo galau? Di putusin Arsen yah?" Lyra berhenti ketika lelaki itu membawa-bawa nama Arsen
"Kamu kenal Arsen?" Tanya balik Lyra, lelaki itu hanya tersenyum
"Pulang bareng yuk!" Ajak nya, tapi Lyra hanya terdiam ragu
"Tenang aja, gue tau kok rumah Lo dimana. Gue juga mau kasih tau sesuatu tentang Arsen" lanjut nya
"Sesuatu apa?"
"Masuk mobil dulu dong"
Lyra mengangguk tanpa ragu dan menuruti keinginan lelaki itu untuk masuk kedalam mobilnya.
"Gue Vexo.." Setelah terjadi keheningan, akhirnya lelaki itu memperkenalkan namanya sambil mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
Dengan ragu, Lyra menyalami tangan yang terasa dingin itu."Kamu udah tau nama aku"
Vexo terkekeh, lalu dia menepikan mobilnya di pinggir jalan lalu mengajak Lyra untuk turun dan duduk di tepi danau sekedar untuk menenangkan hati.
"Kenapa kita kesini? Aku mau pulang"
"Diem dulu lah, disini enak, adem!"
"Bukan nya kamu mau ngasih tau sesuatu tentang Arsen?" Tanya Lyra mengingatkan, barangkali cowok itu lupa
"Pengen tau banget yah.."
Lyra mengangguk semangat
Vexo mendekatkan wajahnya ke telinga Lyra, tanpa ba bi Bu, lelaki itu menarik kepala Lyra secara kasar dan menancapkan taringnya di leher jenjang milik Lyra.
Lyra yang terkejut sempat berontak tapi tenaganya kalah telak dibandingkan Vexo. Vexo menjilati sisa darah di leher Lyra, sedangkan Lyra sudah tak sadarkan diri di atas pangkuan lelaki itu.
"Kamu milikku, selamanya akan seperti itu Lily.." Ucap nya lembut sembari membelai wajah Lyra
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY : The Curse Of A Siren [SELESAI✓]
Fantasia"Aku bersumpah atas nama Poseidon, anak mu akan menjadi sama seperti ku !!!" Ucap nya penuh dengan amarah dan seketika Gelombang laut tinggi di sertai gemuruh yang sangat dahsyat "Ini pertanda buruk" Ucap salah satu wanita yang perutnya terlihat sud...