Kedua remaja itu sudah sampai di toko buku, ada beberapa judul buku tertata rapih di rak. Lyra terus saja mencari judul yang menarik, sampai lah dia menemukan satu komik yang bercerita tentang Siren. Lyra menyobek plastik yang membungkus komik itu dan membaca halaman demi halaman yang ada disana."Lily.. kok dibuka sih? Kan jadinya harus dibeli"
"Nanti aku beli, sekarang aku mau baca dulu" Jawab Lyra dengan serius,
"Aku baru tau kalau kamu suka baca komik"
"Aku baru menyukainya sekarang"
"Ohh.."
"Emmm.. Arsen... Ini kisah nya beneran gak?" Tanya Lyra menunjukkan komik Siren yang di bacanya
"Ya enggak lah, ini tuh fiksi, bukan kisah nyata, lagian dimana coba ada Siren?!" Arsen tertawa kecil melihat kepolosan Lyra, padahal Lyra serius bertanya seperti itu.
Di dalam buku ini di kisah kan seorang perempuan terkena kutukan dan menjadi Siren, setelah menjadi Siren, perlahan-lahan ingatan nya mulai menghilang. Dia seperti kembali menjadi bayi yang polos dan tidak tahu apa-apa, sama seperti yang Lyra rasakan.
Tidak ada penjelasan bagaimana dia bisa mengingat kehidupan nya yang dulu, karena di akhir cerita itu, si perempuan meninggal dan menjadi buih di lautan.
'Apa aku akan bernasib seperti itu juga?' Batin nya berbicara, lalu tangan nya menghapus air mata yang lolos keluar. Lyra membawa buku itu dan menghampiri Arsen yang juga tengah melihat-lihat komik.
_____________
BRAAKKK
Lyra melempar beberapa buku yang ada dia beli tadi ke atas karpet, dia akan mulai membaca nya satu persatu.
Sampai dia selesai membaca buku ketiga, tapi tidak ada jawaban atas teka-teki yang terus saja menghantui pikiran nya,
"AKU CAPEK !!!!! KENAPA SIH HIDUP AKU HARUS SEPERTI INI !!" Lyra berteriak sambil merengek seperti anak-anak yang minta di belikan es krim tapi tidak di turuti oleh orang tua nya.
Tok..
Tok..
Lyra langsung terdiam, siapa yang menemuinya? Apa Arsen? Lelaki itu pasti membawa makanan lagi. Lyra dengan semangat langsung membuka kan pintu .
Eh ?
"Sean.. ada apa kesini?" Tanya Lyra, dia sedikit terkejut dengan kedatangan lelaki tampan ini, bagaimana dia bisa tau rumah Lyra, dan mau apa dia kesini
"Lo gak mempersilahkan gue masuk.?" Sean bertanya sebagai jawaban, lalu masuk ke dalam tanpa di persilahkan
"Aku kira Arsen" Ucap Lyra pelan, tapi masih bisa di dengar oleh lelaki itu
"Hidup lo cuma berputar di sekitar lelaki itu" Ucap Sean dingin, sedingin wajah nya, tapi ganteng sih, lalu dia menaruh bingkisan yang di bawa nya di atas meja
"Gue tau lo belum makan, jadi gue bawa itu buat Lo"
Lyra terdiam sejenak, entah sejak kapan dia jadi punya firasat buruk terhadap orang lain
"Gak usah curiga, cepet makan!" Ah lelaki itu seperti nya bisa membaca pikiran Lyra,
Sean tersenyum tipis melihat Lyra yang dengan polosnya mengintip yang ada di dalam bingkisan itu, seketika matanya berbinar lalu membuka bingkisan nya tanpa ragu.
"Huwaaaaa..!! Makasih Sean.."
Sean hanya mengangguk lalu perhatian nya teralihkan dengan buku yang berserakan di atas karpet. Karena Sean duduk di sofa, dia jadi harus menunduk untuk memungut salah satu buku yang sudah terbaca.
"Kenapa lo baca ini?" Tanya Sean, yang di tanya malah tersenyum malu, sungguh menggemaskan, ingin rasanya Sean mencubit pipi chubby itu
"Emm... Aku masih penasaran dengan semuanya.."
"Soal kutukan Lo?" Sean menebak dan mendapat anggukan dari Lyra "Lo gak perlu repot-repot baca buku Lyra !! Gue tau semuanya tentang Lo, dan Lo cuma harus bertanya sama gue.."
"Tapi aku takut kalau kamu memberikan syarat.."
"Paling syarat nya cuma satu.. Lo harus mau gue ambil darah nya"
"Tuh kan.!!!"
Sean tersenyum melihat ekspresi Lyra, dia hanya ingin bercanda. Lyra melongo, baru kali ini dia melihat Sean tersenyum, wajah nya yang dingin berubah jadi hangat ketika dia tersenyum..sungguh tampan..
Sean menyadari tatapan Lyra, dia terus menyunggingkan senyum nya, tapi sedetik kemudian..
"Ahh...!" Lyra memekik kecil sambil meraba-raba leher, kemudian seluruh badannya
"Kenapa?" Tanya Sean sedikit panik
"Air.. air..." Guman Lyra lalu segera berlari ke belakang rumah dan menceburkan diri ke kolam renang.
Sean mengikuti nya dan baru kali ini dia melihat secara langsung wujud Siren. Sungguh, Lyra terlihat sangat cantik saat menjadi Siren, tatapan nya tajam dan tidak ada wajah lugu, hanya ada wajah pemberani disana, ekor nya yang berkilauan terkena sinar matahari, tapi sedetik kemudian dia meringis melihat sisik-sisik yang tajam di kedua sisi ekor nya.
Dan satu lagi yang Sean suka, dada Lyra terpampang jelas, tidak seperti film-film mermaid yang menutupi dada nya dengan bra atau bikini.
Lyra menyembulkan kepalanya dan menghampiri Sean.
"Maaf tadi membuat kamu khawatir.."
"Tidak masalah."
"Aku jadi harus sering berendam di air,"
"Kenapa?"
"Energi kehidupan aku sudah aku berikan pada Arsen, kalau tidak dekat dengan dia, setidaknya aku harus dekat dengan air"
"Lo terlalu berlebihan sama manusia itu. Sedangkan Lo sendiri gak tau gimana dia ke depannya"
Lyra tersenyum tulus "Gak masalah.. karena aku mencintainya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY : The Curse Of A Siren [SELESAI✓]
Fantasy"Aku bersumpah atas nama Poseidon, anak mu akan menjadi sama seperti ku !!!" Ucap nya penuh dengan amarah dan seketika Gelombang laut tinggi di sertai gemuruh yang sangat dahsyat "Ini pertanda buruk" Ucap salah satu wanita yang perutnya terlihat sud...