Seluruh siswa-siswi angkatan-46 , dinyatakan lulus, tidak ada yang gagal. Semoga kedepannya kalian akan menjadi orang yang sangat berguna bagi negara dan agama. Selamat bersenang-senang !!Itulah kalimat yang di dengar Lyra dan murid lainnya yang langsung mendadak heboh dan berisik, pembagian surat kelulusan dan ijazah akan di adakan minggu depan. Tapi Lyra tidak peduli akan hal itu. Dia akhirnya bisa bebas dari perasaan yang terus menjerat nya, dan dunia yang selalu saja main-main dengan nya.
"MALAM INI KITA PARTY !!!" Teriak Gino, yang langsung di sambut meriah oleh semua murid di kelas ini, kecuali Lyra
Arsen menoleh pada Lyra yang sedari tadi hanya diam saja tidak memberikan reaksi apapun seakan tidak peduli dengan semuanya, dengan ragu, dia menghampiri Lyra dan duduk di sampingnya, yang kebetulan pemiliknya sedang pergi gak tau kemana.
"Kamu nanti mau ikut?" Tanya Arsen
"Gak"
"Kenapa?"
"Itu gak penting buat gue"
Hati Arsen terenyuh, entah kenapa dia merasa sakit hati melihat Lyra yang sekarang, cuek, dingin, tidak ceria seperti dulu.
"BABY ?!!!!!!" Keduanya menoleh ke depan saat suara yang sangat mereka kenali terdengar nyaring membuat semua orang mengalihkan perhatian nya dan bersorak menggoda.
Gadis itu langsung mendekati Arsen dan menggandeng lengan nya, siapa lagi kalau bukan Vina.
"Sekarang kamu anter aku yuk ke mall, aku mau beli baju buat pesta nanti" ajaknya manja, Arsen melirikan matanya pada Lyra yang bahkan sudah tidak menoleh, gadis itu dengan cuek memasukkan barang-barang nya kedalam tas lalu beranjak pergi.
"Yuk yang.." Vina menarik lengan Arsen, dan lelaki itu hanya pasrah
. . . . . . . . .
Lyra mengabaikan ponselnya yang terus saja berdering, dia bahkan tidak melihat siapa yang terus menelpon nya dari tadi. Dia masih setia duduk diatas pasir dengan hamparan laut di depan nya.
"Lyra..!!!" Lyra menoleh ke belakang, angin membawa rambutnya bergerak kesana kemari.
"Kenapa kamu gak datang..?" Tanya Arsen ketika jarak nya sudah cukup dekat.
"Ini punya kamu" Arsen menyodorkan sebuah map berwarna navy yang ada tulisan nama sekolah dan nama nya serta poto nya yang mengenakan seragam. Tapi Lyra tidak menerima nya
"Kak Arka yang bawa ini" Lanjut nya tapi tetap tidak ada jawaban dari mulut Lyra.
"Ngapain kesini?" Tanya Lyra terkesan dingin
"Aku tau kamu disini, aku cuma mau ngasih ini sama kamu"
"Gue gak butuh kertas-kertas itu"
"Lyra.. aku minta maaf, kalau aku udah nyakitin kamu, tapi kamu tahu kan-.."
"Gue tau.." potong Lyra cepat "Sejak awal gue tau Lo gak pernah suka sama gue"
"Itu dulu.. sekarang-.."
"Sekarang juga sama, cuma gue yang sayang"
"Lyra.. dengerin dulu.."
"Tolong sampaikan terima kasih aku pada Sean dan juga Arka" Ucap nya pelan tapi bisa membuat Arsen panik.
"Apa yang kamu bilang?!"
Bukan nya menjawab, Lyra malah melepas kalung nya dan melemparkannya pada Arsen. Tapi ketika sampai di tangan Arsen bukanlah kalung, tapi sebuah kertas putih yang sudah terlipat. Sedetik kemudian Arsen kembali menatap Lyra tapi gadis itu sudah ada dalam lingkaran api di atas pasir yang berjarak agak jauh dari dirinya. Lyra juga membuat Arsen tidak bergerak dan hanya terus berteriak histeris ketika tubuhnya perlahan mulai terbakar dan hilang menjadi abu.
Bersamaan dengan itu, api pun padam dengan sendirinya dan Arsen bisa bergerak langsung berlari menghampiri abu yang menumpuk, dia menelungkup nya dengan kedua tangan nya sebelum abu itu hilang terbawa angin.
Yang semakin membuat Arsen sedih ketika melihat mata Lyra yang memancarkan kesedihan dan luka yang mungkin dirinya lah penyebab nya.Arsen masih duduk di atas pasir pantai, abu itu sudah dia masukan kedalam kantong, dia berjanji akan menyimpan nya. Lalu Arsen mulai membuka kertas yang tadi Lyra lempar.
Arsen, aku tau.. mustahil buat aku bisa bersama dengan mu, tapi perasaan ini tidak bisa di cegah.
Dunia kita berbeda, lagipula, tidak pernah ada rasa cinta di dalam hatimu.
Bahagia lah bersama orang yang kamu cintai, aku akan berusaha merelakan mu.Dulu.. aku manusia biasa, aku berubah menjadi Siren karena aku terkena kutukan, aku bisa kembali menjadi manusia normal dengan bantuan Sean. Tapi sayang, kamu tidak percaya sama aku.
Sampai suatu tragedi yang membuat ku menjadi Vampir, Vampir istimewa yang tidak lemah terhadap api dan panas. Kamu tahu? Tapi sekarang aku bisa menciptakan api abadi yang tidak bisa padam, dan hanya akan padam ketika aku mati. Aku sudah cukup muak dengan hidup ku yang terus saja di permainkan oleh takdir, sudah banyak rasa sakit ku selama ini.
Tapi dibalik rasa sakit ku, aku bahagia bisa kenal sama kamu dan aku tidak menyesal mencintai kamu..
Salam sayang..
Allyra Van Der Heken
Arsen berusaha menahan air mata nya untuk tidak keluar, dia semakin erat memegang surat terakhir dari gadis yang sempat mengisi hari-harinya itu. Sekarang Arsen tersadar, dia sangat mencintai Lyra, hanya saja dia belum bisa melupakan kenangan dan momen saat bersama Vina. Lelaki itu bangkit dengan lesu, dia membawa kembali berkas-berkas sekolah Lyra dan akan menyimpan nya bersama dengan abu yang Lyra tinggalkan. Dia berjanji akan menyimpan nya sebagai kenangan.END
____________
Voting nya mana nih voting😍 jangan lupa komen yab menurut kalian gimana akhir ceritanya.
Oh iya, ini tuh versi singkat nya yah, aku cuma nulis inti nya aja, karena akh terlalu malas buat nulis panjang lebar🙏
Jangan lupa mampir ke cerita ku yang lain yah
Ceritanya tentang
Murid nakal - Guru BK
Gadis ceria - pria dingin
Siswi tomboi - Guru ganteng
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY : The Curse Of A Siren [SELESAI✓]
Fantasía"Aku bersumpah atas nama Poseidon, anak mu akan menjadi sama seperti ku !!!" Ucap nya penuh dengan amarah dan seketika Gelombang laut tinggi di sertai gemuruh yang sangat dahsyat "Ini pertanda buruk" Ucap salah satu wanita yang perutnya terlihat sud...