Tiga puluh satu

979 123 0
                                    


Tapp..

Tapp..

Arsen melangkah dengan sangat pelan menghampiri Lyra yang sedang berteriak histeris di belakang sekolah. Gadis itu tiba-tiba saja keluar dari kelas saat KBM sedang berlangsung. Arsen semakin penasaran dengan Lyra, gadis ini begitu banyak rahasia dalam hidupnya.

"Lily.." panggil nya pelan, entah kenapa nyali Arsen jadi ciut sejak tadi pagi

"Jangan panggil gue Lily..!"

Ada perasaan aneh saat mendengar Lyra membentak nya, sebenarnya ada apa ini? Pikir Arsen

"Kamu kenapa jadi berubah Li?" Arsen memberanikan diri untuk mendekati Lyra dan berjongkok di samping Lyra

"Pergi !"

"Gak"

"PERGI !!"

Arsen terlonjak kaget saat melihat wajah Lyra yang sedari tadi menunduk sekarang menatapnya, matanya merah dengan taring sedikit keluar.

Takut? Jelas saja Arsen takut

"Gue bilang pergi!" Usir Lyra sekali lagi, dia berusaha meredam emosi nya dan keadaan membaik seperti semula, iris matanya kembali berwarna hitam dan taringnya lenyap.

Karena merasa Arsen hanya diam saja, akhirnya Lyra pergi meninggalkan Arsen yang sedang shock berat. Kalau seandainya lelaki itu punya riwayat penyakit jantung, mungkin dia sudah tewas di tempat.

"Dia itu apa??"

. . . . . . . .

Lyra berlari ke depan untuk membuka kan gerbang, karena baru saja Sean mengabari nya kalau dirinya sudah ada di depan rumah Lyra.

"Lama nunggu?" Tanya Lyra, lelaki itu hanya menggeleng

Lalu Lyra berjalan masuk rumah di ikuti Sean di belakang nya.

"Gue kesini cuma mau ngasih kalung buat Lo" Ucap Sean tanpa basa-basi setelah mendudukkan dirinya di sofa

"Untuk?"

"Gue tau Lo kewalahan saat dekat dengan manusia.. ini bisa jadi penangkal nya"

Lyra terkekeh pelan "Lo gak perlu repot-repot, gue akan keluar dari sekolah"

"Emang bisa?"

"Gak tau, coba aja dulu"

"Gue mohon, hanya 5 bulan lagi Ra.. dan Lo bisa bebas. Gue gak mau orang-orang curiga dan identitas Lo terbongkar"

Sean mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jaket nya saat tidak ada lagi jawaban yang keluar dari mulut Lyra dan Sean menganggap diam nya Lyra adalah tanda setuju

Sean mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jaket nya saat tidak ada lagi jawaban yang keluar dari mulut Lyra dan Sean menganggap diam nya Lyra adalah tanda setuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Manusia biasa, gak akan bisa lihat kalung ini"

Lyra diam saja bahkan saat Sean memakaikan nya dileher Lyra

Ddrrtttt.. ddrrtttt..

Suasana yang semula awkward menjadi santai ketika handphone Lyra bergetar di iringi nada dering. Mereka berdua menoleh untuk melihat siapa yang menelpon

Arka

"Kenapa gak Lo angkat?"

"Sedang menghindari nya"

"Kenapa?"

Lyra hanya menggeleng pelan dengan wajah sendu, Sean jadi merasa bersalah, walaupun bukan dia yang melakukan nya, tapi pasti Lyra merasa kesulitan menjadi Vampir.
Selanjutnya Lyra hanya terus diam sambil menonton TV, Sean menatap nya dari samping, penampilan Lyra menarik perhatian nya. Rambutnya di cepol asal menyisakan beberapa helai yang masih tergerai dan baju yang seksi berwarna putih menjadi kan nya semakin sexy.

Sejak menjadi Vampir, Lyra berubah sepenuhnya..

Sejak menjadi Vampir, Lyra berubah sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


. . . . . . . . . . .

"Kak !!" Arka terlonjak kaget saat adiknya membuka pintu ruangan kerja Arka dengan kasar sambil berteriak

"Apa sih Lo?!! Ngagetin gue aja"

"Lo pasti gak bakal percaya sama apa yang gue bilang" Ucap Arsen membuat sang kakak penasaran

"Apa?"

"Ini tentang Lyra.." mendengar nama Lyra, Arka menatap adiknya secara serius

"Lyra punya taring.. apa dia Vampir?" Kata Arsen memelankan suaranya takut ada yang mendengar, dan membuat Arka terkejut setengah mati

Vampir? Gak mungkin.. pikir Arka

______

Voting nya mana dong biar aku tambah semangat🤗💖💙

LILY : The Curse Of A Siren  [SELESAI✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang