Lyra terus saja berada di samping Arsen, dia tidak ingin berjauhan dengan kehidupan nya, dia masih ingin hidup walau kehidupan nya tidak jelas."Asen.. malam ini kamu nginep disini yah"
Arsen mengangguk tanpa ragu, dia masih khawatir dengan kondisi Lyra yang belum pulih sepenuhnya.
"Emm.... Lily... Aku mau tanya.." Arsen menyerukan suaranya saat mereka sedang menonton TV, dan Lyra sedang tiduran di karpet dengan menjadikan paha Arsen sebagai bantalan.
"Apa?"
Arsen terdiam sebentar, dia sebenarnya canggung untuk menanyakan tentang privasi Lyra, tapi rasa penasaran nya sungguh sangat besar terhadap gadis cantik yang sekarang sedang menatap nya penuh arti.
"Orang tua kamu kemana?" Tanya Arsen memberanikan diri, dia merasa bersalah telah menanyakan itu setelah dilihat nya raut wajah Lyra berubah,
"Maaf sayang, aku gak bermaksud.."
"Gak papa Arsen.." Jawab Lyra sambil tersenyum terpaksa
"Aku.... Gak inget siapa dan dimana orang tua aku.." Jawab Lyra apa adanya, dia memang tidak ingat siapa orang tua nya, saat ini lyra seperti orang linglung, tidak tahu apa-apa, tidak ingat apa-apa dan seperti bayi yang baru saja lahir
"Kok bisa...? Kamu amnesia?"
Amnesia.. Lyra mengerti arti amnesia setelah dia belajar di sekolah dan bertemu beberapa siswa.
"Mungkin... "
"Tapi... Ah udahlah Li, sekarang mendingan kamu tidur" Arsen tidak mau melanjutkan rasa penasaran nya, semakin dia tahu malah semakin bingung dengan kehidupan gadis nya itu.
"Aku tidur sama Arsen yah..."
"Iya.."
________________
Sepertinya hari ini Lyra harus mulai mencari jati dirinya, dia tidak bisa terus menerus linglung seperti ini. Satu-satunya yang ingin dia temui saat ini adalah Sean, dia menghampiri Sean yang ada di kelasnya.
"Kenapa? Lo berubah pikiran?" Tanya Sean,
"Aku mau tanya.."
"Apa?"
"Kamu tau asal usul aku..?" Tanya Lyra dengan sedikit ragu saat melihat raut wajah dingin milik Sean, Sean menatap Lyra dengan heran, 'apa dia amnesia?' pikir Sean
"Gue tau.." Jawab Sean langsung, seolah dia memang sangat tau seluk beluk hidup Lyra
"Tau darimana?" Tanya Lyra menuntut, dia benar-benar penasaran
"Gue vampir, usia gue udah ratusan tahun, sama kayak Lo.."
Lyra melongo, apa dia sudah setua itu? Apa dia pantas bersanding dengan Arsen..
"Lo gak inget?" Tanya Arsen menyadarkan lamunan Lyra
"Aku gak inget apapun.."
Sean melangkah lebih dekat ke arah Lyra dan wajahnya di majukan sedikit, mensejajarkan dengan wajah Lyra, dia menatap lekat mata Lyra, 'apa yang salah dengan siren satu ini?'
Lyra terdiam mematung, jantung nya berpacu dengan cepat saat mata mereka saling bertemu. Siapapun pasti akan merasa seperti itu ketika bertatapan dengan laki-laki setampan Sean
"Lily.."
Lyra tersentak setelah ada yang memanggil nya dan menjauhkan diri dari Sean, Lyra menoleh dan mendapati Arsen sedang menatap mereka dengan cemburu. Lyra langsung berlari menghampiri Arsen dan meninggalkan Sean di belakang sekolah, setelah tadi dia menyeret nya dari kelas
"Kamu ngapain sama dia?" Tanya Arsen
"Maaf"
"Aku cuma nanya Lily, kamu ngapain disana sama Sean?"
Lyra bingung, gak mungkin dia bilang kalau dia habis nanya asal usul nya, yang ada Arsen semakin menanyakan identitas nya
"Arsen.... Kamu mau anterin aku gak?" Tanya Lyra mengalihkan pembicaraan
"Kemana?"
"Ke toko buku"
Arsenn mengangguk "Nanti akh ajak kamu kesana"
"Makasih Arsen"
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY : The Curse Of A Siren [SELESAI✓]
Fantasía"Aku bersumpah atas nama Poseidon, anak mu akan menjadi sama seperti ku !!!" Ucap nya penuh dengan amarah dan seketika Gelombang laut tinggi di sertai gemuruh yang sangat dahsyat "Ini pertanda buruk" Ucap salah satu wanita yang perutnya terlihat sud...