1. (Masalah Sepele)

1.1K 78 17
                                    


Happy reading💙

^_^

Masalah terkadang sulit untuk dihadapi. Namun, yakinlah mau sesusah, seribet dan serumit apapun kisah dan jalan cerita kalian. Semuanya ada jalan keluar. Kita hanya perlu sabar menunggu saat masa itu datang.

Amalia, gadis pendiam dan sulit bersosialisasi dengan teman-temannya menatap setiap inci dari kelas XII IPA 1 yang sekarang menjadi kelasnya. Mendadak ia teringat kembali kenangan saat ia masih berada di kelas XI. Dulu, Amalia masih bisa merasakan canda dan tawa meski tak banyak. Namun, sekarang semuanya terasa berbeda. Tak ada lagi aura jahil, tawa, dan canda di kelas XII ini. Semuanya sangat serius, rajin, dan kaku.

"Lia, ke kantor yuk!" ajak Dea, satu-satunya orang yang mau berteman dengan Amalia yang kaku dan sulit bersosialisasi.

"Amalia!"

Lia tersentak mendengar panggilan dari Dea. Ah, mungkinkah sedari tadi Lia tak sadar sedang melamun? Tak mau memusingkan itu, Lia bergegas beranjak dari kursi. Kemudian menarik tangan Dea keluar kelas.

Sesaat Dea menatap Lia sekilas. "Lo kenapa?"

"Gak apa-apa."

Dea memutar bola matanya. "Please, deh gak usah nyembunyiin masalah gitu. Gue tahu lo orang pendiem. Tapi, gak selamanya lo kayak gini terus 'kan?"

Kalimat yang dilontarkan Dea membuat langkah Lia terhenti. Kepalanya langsung tertunduk diiringi dengan matanya yang meredup . Ah, entah mengapa Lia merasa Dea menyentaknya. Padahal Dea berbicara biasa saja, dia hanya menasihati. Tapi, mengapa dadanya terasa sesak dan pengap? Apakah Lia terlalu mengambil hati atas ucapan Dea? Mengapa Lia sangat sensitif hari ini?

Lia mendongak, menatap Dea. "Aku tahu, sikapku memang salah bukan," lirih Lia tak sadar bibirnya ikut tersenyum. Bukan senyum tulus, melainkan senyum getir.

Suasana mendadak hening. Dea berusaha meraih pundak Lia. Namun, Lia justru menghindar. "Aku minta maaf, aku memang orang baperan. Jadi, bisa tolong jangan terlalu menekan meski aku tahu itu nasihat."

Dea terpaku selama beberapa saat. Melihat reaksi Dea, Lia bergegas pergi menjauh menelusuri koridor kelas XII yang sepi. Kemudian ia berbelok menuruni satu persatu anak tangga.

Di anak tangga terakhir kaki Lia hampir saja tersandung. Untunglah ia masih bisa menyeimbangkan badan. Di depannya ada seorang  laki-laki yang sedang menatap Lia  heran. "Maaf," ucap Lia. Kemudian kembali menuruni anak tangga dengan tempo cepat.



^_^

Minggu, 04 Oktober 2020
Revisi : 20/04/2022

Penasaran? Kuy ikuti terus kisahnya😁

See you🍁

Sorry and Thanks [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang