More emotional
And it's getting worse
But, believe me ... you'll smile after this!
Percaya?
Jangan!
Author macam gw jangan dipercaya. Brengsek nih author 🤭
Ya udah, liat aja sendiri dah!
.
.
.
.
.Hampir sebulan Noise mampu dikendalikan oleh Seungri dan sudah bisa bangkit dari keterpurukannya. Tentu saja ada sedikit campur tangan dari pengawalnya itu, atau lebih tepatnya saran.
Seungri selalu mengikuti saran yang diberikan Jiyong. Sampai saat ini pun Seungri tidak tahu dari mana Jiyong bisa mengenal bisnis dengan baik, bahkan sepertinya mengenal Noise dengan baik daripada dirinya.
Acap kali Seungri bertanya akan kepandaian Jiyong dalam hal-hal perusahaan, Jiyong selalu berdalih belajar dari internet ataupun membaca buku. Semua itu dia lakukan demi Seungri bisa menjalani Noise dengan baik dan itu terbukti.
Hari ini waktu senggang bagi Seungri setelah satu minggu bergelut dengan tumpukkan kertas dan seperti biasanya, hari-hari dia ditemani oleh Jiyong. Ke manapun, di manapun, Jiyong selalu menemaninya. Seperti hari ini Seungri meminta sesuatu padanya.
"Jiyong, temani aku berlatih."
"Berlatih apa, Tuan?"
"Hmmm, Jiu-Jitsu saja. Aku bosan menembak."
"Baik, Tuan."
Jiyong hanya bisa mengekori Seungri ke arena latihan yang dimiliki majikannya. Mengganti pakaian mereka dengan seragam seharusnya. Ini kali pertama mereka berdua saling memakai seragam jiu-jitsu.
"Jangan ragu untuk menyerangku. Anggap aku ini musuhmu."
"Ne."
Keduanya pun saling memberi hormat. Melakukan kuda-kuda dan saling meraih kerah seragam. Seungri mulai melakukan serangan membanting Jiyong ke matras, serta menjepitnya dengan kedua kakinya hingga Jiyong menyerah.
Seungri melepaskan kaitannya di tubuh Jiyong. Merapikan seragamnya dan mengatur napasnya. Barulah mereka mengulangi hal yang sama lagi. Jiyong kalah dalam beberapa kali pertandingan dan hanya satu kali. Dengan kondisi Seungri yang berada di belakang Jiyong dan dengan cepat Jiyong membanting Seungri. Saat itulah kedua mata mereka beradu pandang dan terdiam dengan jantung berdebar terlalu kencang.
Tanpa disadari kepala Jiyong semakin lama semakin mendekat. Bibir tipis itu hampir menyentuh bibir pink milik tuannya. Seungri memejamkan mata, namun akhirnya Jiyong mengalihkan pandanganya, menjauhkan kepalanya. Berdiri di depan tuannya yang masih terbaring.
Seungri membuka matanya karena bibir Jiyong tak kunjung tiba. Dia tersenyum kecut. Kecewa, tentu. Malu, sudah bisa di pastikan. Memandangi Jiyong dari posisinya yang berbaring. Dia pun bangkit dan mensejajarkan dirinya dengan Jiyong.
"Sudah kubilang untuk tidak mengalah."
"Aku tidak mengalah, Tuan."
"Apa kau pikir aku bodoh? Wae? Takut dengan posisiku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/240926541-288-k937295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
La Guardia (END)
ActionSeseorang menginginkan kematian Seungri yang merupakan CEO perusahaan raksasa dan pemimpin Phoenix. Namun usaha itu selalu digagalkan oleh salah satu pengawalnya. Hal itu juga yang menimbulkan benih cinta di antara keduanya. Apakah cinta mereka akan...