"Pergi dari sini, Ri!"
Pinta Youngbae yang tersungkur di jalan beraspal karena perkelahiannya dengan Donghyuk. Seungri berdiri tepat di depan Youngbae. Dia berniat menghadapi Donghyuk.
"Tidak, hyung ... kita akan pergi dari sini bersama."
"Aniya, kau pergilah. Tugasku melindungimu sampai Jiyong datang."
"Kalian berisik sekali. Kenapa harus berebut jika bisa mati bersama?"
Donghyuk berdiri sama tinggi dengan Seungri. Keduanya terlihat tidak gentar sama sekali meski hanya saling tatap.
"Kalian pasti tidak menyangka kalau aku bisa tahu keberadaan kalian di sini? Jangan ... jangan anggap Jinwoo sebagai pelakunya. Karena dia orang jujur. Harusnya kau ingat kalau ini sekarang menjadi daerah kekuasanku. Aku punya mata dan telinga di manapun."
Petir menggelegar, cahaya kilat menghiasi langit. Rintik air hujan perlahan turun hendak membasahi bumi dan kecerobohan yang mereka lakukan adalah melupakan kalau wilayah yang sekarang Seungri dan Youngbae pijak sudah menjadi milik Donghyuk.
"Kau memang orang licik yang pernah kutemui. Kau manfaatkan persahabatanmu dengan Jiyong dan kau manfaatkan adikmu untuk mendekatiku," tuding Seungri.
"Hei, begitulah bisnis. Kau perlu sedikit kejam pada lawanmu. Tapi jangan lupa, Seungri-ah ... kau bahkan menyerahkan dirimu pada Ha Joon dan Jiyong hanya mendapatkan sisa sari darimu."
Donghyuk telah menyulut kemarahan Seungri. Kepalan tangannya semakin mengerat.
"Tutup mulutmu, sialan!"
Seungri menyerang Donghyuk lebih dulu, melayangkan pukulan ke arah kanan wajah Donghyuk. Saat itu juga hujan semakin deras. Di bawah guyuran air, mereka berdua bertarung satu sama lain. Youngbae yang sudah terluka kesulitan menolong Seungri.
Pukulan hingga tendangan saling diberikan antara Seungri dan Donghyuk. Seungri mengunci pergerakan Donghyuk dengan mengalungkan kedua tangannya di leher Donghyuk serta kaki Seungri yang saling menyatu di pinggang lawannya.
Donghyuk berusaha melepaskan kuncian Seungri dengan meraih apapun dari tubuh Seungri, sampai tangannya meraih luka Seungri dan meremasnya.
"Arghh ...."
Seungri berteriak kesakitan dan melepaskan lawannya. Donghyuk segera bangkit dengan terbatuk-batuk memegangi tenggorokannya. Sementara Seungri memegangi lukanya yang kembali berdenyut dan berdarah dengan napas terengah. Dia kembali berdiri mengimbangi Donghyuk. Bajunya telah berubah merah karena darah yang bercampur air hujan.
"Ternyata benar apa yang dikatakan mereka yang sudah pernah melawanmu. Kau bukan lawan yang akan menyerah begitu saja."
"Tidak perlu banyak bicara, cukup lawan aku. Kita bertarung sampai salah satu dari kita kalah," tantang Seungri.
"Seungri-ah, sebaiknya kita pergi dari sini. Lukamu terbuka lagi," pekik Youngbae di tengah derasnya air hujan.
"Jangan khawatir, hyung. Aku tidak akan kalah begitu saja. Karena aku adalah Phoenix!"
Seungri kembali menyerang Donghyuk. Kali ini dia menggunakan pisau lipat yang biasa dia simpan sebagai senjatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Guardia (END)
AksiSeseorang menginginkan kematian Seungri yang merupakan CEO perusahaan raksasa dan pemimpin Phoenix. Namun usaha itu selalu digagalkan oleh salah satu pengawalnya. Hal itu juga yang menimbulkan benih cinta di antara keduanya. Apakah cinta mereka akan...