La Guardia 26

282 38 39
                                    

Kehadiran Rachel sepertinya mengusik Seungri. Sejak tadi dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya untuk tidur. Jika saja bukan karena lukanya, mungkin dia sudah bergerak ke sana kemari. Seungri terbayang bagaimana cara wanita itu menatap Jiyong. Orang yang sedang dipikirkannya baru saja kembali dari kamar mandi hanya berbalut handuk di pinggangnya.

"Belum tidur, sayang?"

Jiyong berjalan menuju kursi tempat dia tadi menaruh pakaiannya. Seungri memperhatikan bagaimana Jiyong mengusak rambutnya yang basah dengan handuk, terpampang jelas setiap jejak tato yang ada di tubuh Jiyong. Bahkan untuk mengedipkan mata saja terasa berat. Jika bukan karena dirinya yang sedang sakit, ingin rasanya Seungri menyentuh tubuh kekasihnya.

"Sayang, kenapa diam saja? Apa yang kau pikirkan?"

Jiyong menaruh handuk kecil itu di bangku. Panggilan Jiyong membuyarkan lamunan Seungri.

"Ngh ... ani, aku tidak bisa tidur."

Seungri semakin memperhatikan Jiyong yang melepaskan handuk bawahnya dan memakai celananya disusul dengan atasannya. Melihat itu saja membuat wajah Seungri memerah.

"Hei, sayang ... wajahmu kenapa merah? Kau sakit?" Jiyong menghampiri Seungri, menyentuh dahinya, "hm, tidak panas."

"Kau yang membuatku sakit!" Seungri mencibir.

"Aku? Wae?" 

"Kau memakai baju di depanku." Jiyong akhirnya mengerti yang dimaksud kekasihnya itu. 

"Hm, jadi ada yang tergoda melihatku tanpa busana? Mau melakukannya?" Jiyong semakin menggodanya dengan mendekatkan wajahnya ke arah Seungri.

"Hyunggg, jangan memancingku ya!" rengek Seungri yang ditanggapi dengan Jiyong yang tertawa terbahak-bahak.

"Arraseo ... arraseo. Aku tahu itu sayang. Itu sebabnya aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu."

Seungri mengalihkan wajahnya dari Jiyong. Bahkan bisa-bisanya dia malu di saat mereka sering melakukannya. Jiyong yang tahu kekasihnya itu malu langsung menarik dagu Seungri sehingga mereka saling pandang. Jiyong lantas mencium Seungri tanpa dilandasi nafsu.

"Hentikan menggodaku. Lebih baik temani aku tidur."

Jiyong menuruti keinginan Seungri. Membantu Seungri merebahkan dirinya di kasur.

"Apa yang membuatmu tidak bisa tidur?" Jiyong berbaring di sisi Seungri dengan kepala yang ditopang dengan tangannya.

"Tidak ada."

"Jangan bohong, sayang. Aku yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu."

"Aniya, ayolah hyung kita tidur. Aku sudah mengantuk. Aku menunggumu untuk menemaniku tidur."

"Arraso ... jaljayo, sayang."

Seungri tidak menjawab ucapan selamat malam Jiyong. Dia mencari kenyamanan dalam pelukan kekasihnya.

"Jangan tinggalkan aku. Jangan sampai tergoda dengan orang lain."

"Hm, jadi kau cemburu dengan Rachel?" Jiyong menepuk punggung Seungri untuk menidurkannya layaknya anak kecil.

"Cukup jawab saja."

"Tidak akan, sayang. Ingat cincin di jarimu, hm."

"Aku ingat," ucap Seungri dengan nada suara yang semakin lama semakin mengecil. Jiyong tahu kekasihnya sudah mulai tertidur.

 Jiyong tahu kekasihnya sudah mulai tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
La Guardia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang