Mian sebelumnya ...
Kalo kalimat di bawah sedikit ngaco, efek ngantuk dan buru-buru nulis semalam ...
"Kau yakin ingin aku membunuhnya?" tanya Junhoe sekali lagi untuk meyakinkan atasannya.
"Pernahkah kau anggap perintahku main-main? Jika dia tidak segera disingkirkan, maka dengan mudah dia akan mengambil kembali semuanya. Jika perlu sekalian kau habisi Jiyong. Dia otak dari rencananya," tegas Donghyuk.
"Ne, Tuan Kim!"
Inilah yang terjadi beberapa jam sebelum kejadian tanpa sepengetahuan Ha Joon, Dong Hyuk memerintahkan Junhoe diam-diam untuk menyingkirkan Richard atau lebih tepatnya Seungri. Donghhyuk sendiri sudah mengetahui siapa Richard tanpa Ha Joon memberitahunya. Sebenarnya sang kakak menunggu Ha Joon untuk mengatakan yang sebenarnya, namun tak pernah Ha Joon lakukan. Karena sudah pasti Dong Hyuk tidak menyetujuinya.
Maka terjadilah malam berdarah ini. Di mana Seungri dan Ha Joon sedang mengadakan makan malam. Tembakan jarak jauh harusnya mengenai Seungri, namun saat Ha Joon menyadari adanya titik merah di punggung Seungri, dia tahu itu sinar laser dari senapan laras panjang. Ha Joon menghalau laju peluru menggunakan badannya dan tembus di punggung kanannya.
Jiyong juga menyadari adanya serangan. Dia yang menyamar sebagai pengawal Seungri, meminta kekasihnya itu untuk segera menyingkir dari tempat kejadian. Sontak beberapa orang yang berada dalam ruangan menjadi panik, karena serangan kedua dan ketiga masih terus berlanjut. Jiyong tak mampu melihat arah serangan berikutnya karena terhalang oleh sekitarnya, ditambah dengan mereka yang berada di dalam ruangan. Satu-satunya jalan yang dapat dilakukan Jiyong hanya meminta bantuan Youngbae dan Top yang mengawasi mereka dari luar, mencari tahu posisi si penembak.
"Kau sudah temukan?" tanya Jiyong.
"Aku sedang mencarinya dengan drone," jelas Youngbae.
"Cepat temukan dia. Kurasa dia berada di atap gedung sekitar."
Sementara Seungri yang masih menopang tubuh Ha Joon dengan tangannya bersembunyi di sisi meja bar. Hanya posisi itu yang tidak terjangkau oleh serangan. Seungri terus menekan luka Ha Joon yang darahnya tidak hentinya merembes keluar. Dia mulai cemas melihat Ha Joon yang sudah mulai pucat.
"Hyung, kita harus membawanya ke rumah sakit," pekik Seungri.
"Seungri-ah, gwaenchana," ucap Ha Joon dengan lirih.
"Tapi lukamu parah!"
"Seungri-ah, mianhae. Karena ulahku- kau harus kehilangan semuanya. Seharusnya-aku tidak pernah melakukan itu dan kehilangan dirimu. Aku ... sungguh menyesal. Aku-baru menyadari ternyata aku sungguh mencintaimu. Gomawoyo, Seungri-ah. Kau mau-menerima ku selama dua tahun."
"Kau jangan banyak bicara, aku akan membawamu ke rumah sakit. Hyung, bagaimana?" tengok Seungri pada Jiyong yang masih waspada pada keadaan.
"Youngbae belum menemukan pelakunya."
"Gwaenchana Seungria-ah. Jiyong-ssi, aku tahu kau juga mencintai Seungri sejak lama. Tapi aku lebih dulu merebutnya darimu. Kini dia kukembalikan lagi padamu. Karena sejak awal kalian seharunya sudah bersama. Seungri-ah, saranghae."
Tangan yang tadinya terulur belum sempat menyentuh wajah Seungri, jatuh terkulai tak lagi bergerak. Napas Ha Joon tak lagi terasa. Matanya telah tertutup saat itu juga. Tak ada lagi yang bisa Seungri lakukan. Ada perasaan bersalah yang merasukki Seungri karena kematian Ha Joon demi melindungi dirinya. Jiyong pun tak bisa berbuat apa-apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Guardia (END)
ActionSeseorang menginginkan kematian Seungri yang merupakan CEO perusahaan raksasa dan pemimpin Phoenix. Namun usaha itu selalu digagalkan oleh salah satu pengawalnya. Hal itu juga yang menimbulkan benih cinta di antara keduanya. Apakah cinta mereka akan...