Beberapa hari kemudian, Eric membawa Citra pergi ke butik untuk fitting baju pengantin. Mereka memasuki bangunan yang mirip seperti hunian bergaya western. Citra terus melempar senyuman kepada semua pelayan butik, termasuk calon suaminya. Dia hampir berdecak kagum menyaksikan puluhan gaun-gaun cantik terpasang di etalase dan beberapa patung manekin.
Seluruh ruangan itu didominasi oleh warna putih, begitu berkilau efek dari pantulan pencahayaan yang sempurna. Sementara calon suaminya melakukan perbincangan kecil dengan beberapa pelayan, Citra memberanikan diri untuk mendekat sekedar menyentuh kain putih yang terasa halus dikulit tangannya. Seperti sutra, mereka terasa halus ditelapak tangan Citra.
"Disini tuan, pakaian yang akan kami tunjukkan pada tuan dan nona. Kedua gaun ini merupakan koleksi terbaru kami yang baru saja diluncurkan perancang nomer satu. Sesuai dengan yang tuan pesan, semua gaun ini limited hanya diproduksi satu kali dalam setahun dan bertaburkan perhiasan swarovski." jelas salah seorang pelayan yang membawa mereka memasuki ruang VVIP.
Eric sudah menarik Citra untuk tetap disisinya, merangkul lengannya yang kokoh. Citra hampir menegang ketika mereka harus berdiri saling merapat didepan pelayan butik. Eric merangkul pinggang Citra untuk lebih merapat dengan calon istrinya. Seperti pasangan pengantin umumnya, dia ingin meninggalkan kesan serasi ketika mengambil pesanan pakaian pengantin disana. Tangan Citra meremas lengan Eric yang mengajaknya mendekati patung manekin yang menampilkan gaun pengantin mewah, bertaburkan berlian disepanjang gaun itu.
"Gaun itu dirancang oleh perancang nomer satu. Bertahtakan 200 butir Swarovski yang tersebar dilapisan luar gaun. Bobot gaunnya bisa mencapai 10 kg. Langsung dikerjakan dengan tangan dihiasi butiran mahal."
Gaun ini cukup berat jika digunakan oleh Citra dipemberkatan nanti, mengingat jarak pintu gerbang gereja menuju altar lumayan jauh, mungkin sebelum sampai Citra akan jatuh pingsan lebih dulu sebelum menikah. Eric tidak ingin mengalami kejadian buruk dipernikahan sempurnanya.
"Satu lagi gaun terbaik yang dimiliki rumah mode kami tuan dan nona. Gaun ini dirancang langsung oleh desainer terbaik dan dibuat dari benang sutra murni yang berasal dari sutra terbaik didunia. Sangat klasik namun tetap meninggalkan kesan mewah karena kami mempercantik gaun dengan puluhan Swarovski dan juga butiran mutiara putih."
Jujur dari dalam hati, Citra sangatlah menyukai kedua gaun yang butik ini pilihkan untuknya. Dia tahu Eric sudah mengurus ini untuknya, sangat mahal dan semuanya sangat sempurna.
"Bagaimana sayang, apa kamu menyukainya?" tanya Eric lembut pada Citra. Eric sudah menentukan gaun apa saja yang hanya boleh digunakan calon istrinya nanti. Dia ingin semua orang yang menyaksikan pernikahannya berdecak kagum memuji keserasian mereka.
"Iya, aku suka semuanya. Aku pilih gaun yang kedua." jawab Citra akhirnya.
***
"Eric, apa aku terlihat cocok dengan gaun ini?" tanya Citra dengan raut wajah malu.
"Ya, kamu sangat cantik." puji Eric dengan senyum teduhnya.
Fotografer yang diundang datang sudah mempersiapkan segala bentuk persiapannya untuk memotret mereka. Eric dan Citra berpose mesra. Mereka berpelukan, saling mencium wajah, menggesekkan hidung, dan Eric memangku Citra diatas tubuhnya. Hasil fotonya luar biasa.
***
Salah seorang staff membantu Eric merapikan tuxedo, serta Citra yang juga berada disisi lain tubuhnya.
"Eric, bantu aku." pinta Citra yang sedikit kesulitan dengan sepatu highheels nya, berjalan dengan gaun seberat 5 kg dan sepanjang ini membuatnya kesulitan berjalan dengan sepatu setinggi 12 cm.
"Hati-hati." ucap Eric ketika kurang sigap memegang tangannya, tubuh Citra terhuyung ke arahnya. Nyaris bertubrukkan.
Entah mengapa Eric jadi ingat bagaimana dia harus menempatkan bibirnya didepan bibir Citra, seperti de javu mereka hanya mampu membisu untuk melampiaskan keterkejutan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Late Love
General FictionEric Anderson mengalami nasib tragis dalam kisah asmaranya. Lalu suatu hari seorang gadis datang dalam hidupnya dan setia menemani hari-harinya dengan penuh kesabaran. Akankah gadis itu mampu membuat dirinya jatuh cinta lagi? Disclaimer : Ini hanya...