Hati Citra diliputi oleh perasaan bimbang setelah pertemuan dengan pria itu. Baru bekerja dua minggu, tiba-tiba mengalami kejadian tak terduga. Dia, Ayden. Seorang pria tampan yang menyandang status sebagai CEO di sebuah perusahaan yang bernama NE Corporation. Tak terasa sudah satu bulan lebih Citra pergi, dan selama ia bekerja di Coffee Shop, Ayden sering menemuinya dan membuat hubungan mereka semakin lama semakin dekat.
Malam ini Ayden akan mengajak Citra bertemu dengan kedua orang tuanya. Respon keluarganya positif, mereka tak peduli dengan status Citra. Mereka menilai Citra sebagai gadis yang baik dan bisa menjadi istri yang sempurna untuk Ayden. Sikap Citra yang lembut dan penyayang kepada kakek Ayden, membuat mereka semua mengagumi Citra. Kasih sayangnya begitu tulus, melihat kakek Ayden mengingatkan dirinya dengan mendiang sang kakek. Ayden merasa terharu melihat Citra yang tampak ceria dan bisa membuat sang kakek tersenyum dan terkadang tertawa saat bersamanya.
Beberapa hari kemudian, Ayden mengajak Citra ke sebuah restoran mewah. Citra terkejut mendapati cincin berlian yang tersemat pada kotak kecil ditangan Ayden. Manik matanya berkaca-kaca, seiring dengan kenangan suram malam itu yang terlintas dalam ingatannya.
"Kenapa kau menangis Olivia?" tanya Ayden dengan penuh kekhawatiran
"Saya.." Citra menunduk sambil meremas kedua tangannya. "Saya sudah.." Citra tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Ayden tersenyum. Lalu mengusap airmata yang turun dari pelupuk mata Citra dengan lembut.
"Aku tidak peduli dengan masa lalumu Olivia. Aku menyukaimu, dan aku tulus ingin menjadikanmu sebagai istriku." kata Ayden lalu meraih kedua tangan Citra. "Olivia, maukah kau menikah denganku?"
Citra terdiam sejenak seraya menatap manik mata Ayden yang terlihat memohon, hingga disusul dengan anggukan sebagai jawaban. Seketika Ayden tersenyum dengan perasaan yang membuncah bahagia.
"Terima kasih Olivia."
Detik berikutnya, Ayden memindahkan cincin tersebut dari kotaknya ke jari manis Citra dan mengecup jemarinya dengan penuh cinta.
Apakah keputusanku ini benar Tuhan? Kenapa dadaku terasa sesak. Bukankah seharusnya aku bahagia. Ada laki-laki yang mau menerimaku apa adanya.
***
Beberapa hari setelah lamaran malam itu, Ayden mengajak Citra pergi ke acara pesta peresmian anak cabang ERC Corporation. Citra tampil menawan dengan balutan long dress warna pink nude, membuatnya semakin cantik dan anggun.
"Tuan, apa anda yakin mau mengajak saya?" tanya Citra yang duduk disamping Ayden, perlahan tangan Ayden meraih jemari Citra agar tidak gugup.
"Aku mengajak calon istriku. Jadi mengapa aku tidak yakin?" jawab Ayden dengan senyumnya, lagi-lagi membuat pipi Citra merona karena perlakuan manisnya.
Hening kembali tercipta hingga mereka sampai di tempat tujuan. Suara tepuk tangan membahana memenuhi ballroom utama sebuah hotel berbintang lima dikawasan ibukota, ketika MC menyebutkan nama seorang pria untuk maju dan memberikan sambutannya. Semua mata kini tertuju padanya, sosok pria tampan yang tampil begitu mempesona para undangan khususnya semua kaum hawa yang berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Love
General FictionEric Anderson mengalami nasib tragis dalam kisah asmaranya. Lalu suatu hari seorang gadis datang dalam hidupnya dan setia menemani hari-harinya dengan penuh kesabaran. Akankah gadis itu mampu membuat dirinya jatuh cinta lagi? Disclaimer : Ini hanya...