11. Tamu Tak Diundang

3.9K 206 7
                                    

"Tuan, apakah tuan masih marah kepada saya?" Citra memberanikan diri untuk bertanya pada Eric yang sejak tadi sore terus terdiam karena kelancangannya yang membuka buku diarynya.

"Saya minta maaf tuan. Saya berjanji, saya tidak akan menyentuh barang-barang tuan lagi." ucap Citra dengan memohon

"Aku tidak marah padamu Citra. Sudah, kamu jangan menyalahkan dirimu lagi." jawab Eric dengan senyum lembut

"Tuan, kenapa ya rasanya aku senang sekali melihatnya tersenyum seperti ini. Benar-benar membuat perasaanku jadi damai." batin Citra memandang Eric dihadapannya yang menyunggingkan senyum manis untuknya.

***

Dilain tempat, Peter sedang bersenang-senang di klub bermain judi dengan ditemani oleh dua gadis cantik disampingnya.

"Argh sial!." gerutu Peter

"Wah.. sepertinya nasibmu tidak beruntung hari ini." ujar salah seorang pria tampan menyapa Peter yang tak lain adalah seorang bos pemilik klub malam.

"Eh, Leonel." sapa Peter sedikit gugup

Leonel berdiri dihadapan Peter dengan dijaga oleh dua bodyguardnya, sukses membuat Peter berkeringat dingin meskipun ekspresi Leonel selalu tersenyum.

"Sudah dua bulan, kau tidak lupa kan dengan hutangmu?" tanya Leonel

Peter yang semakin gugup berusaha keras menutupi rasa takutnya dengan tersenyum.

"Mana mungkin aku lupa. Tentu saja aku ingat." jawab Peter dengan kata manisnya

"Bagus. Dan sekarang aku ingin menagih uangku."

Peter melotot.

"Ta tapi, aku belum ada uang. Bahkan uangku hampir habis karena aku buat taruhan."

Senyuman dari wajah Leonel seketika menghilang, berganti dengan sorot matanya yang tajam yang membuat Peter menelan ludahnya dengan susah payah.

"Kalau begitu bawa adik perempuanmu kesini." Perintah Leonel

"A apa? Tapi kenapa, kenapa aku harus membawanya kesini?" tanya Peter bingung

"Ternyata kau belum paham dengan kesepakatan kita. Jika kau tidak bisa mengembalikan uangku, kau harus menebusnya dengan menyerahkan adikmu padaku." Leo menyeringai

Peter gelagapan dan jantungnya berdetak kencang. Dia tidak tahu kalau hal ini akan terjadi.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku tidak punya niat untuk menjual Citra. Tapi aku juga tidak mau kalau ibu sampai tahu masalah ini."

***

Keesokan harinya...

Citra mengerjapkan matanya ketika cahaya masuk kedalam retinanya. Mengedarkan pandangannya ketika sadar ini sudah pagi. Saat dia membuka mata, saat itupula dia mengingat seseorang. Wajah Eric yang tersenyum dengan bibir cery nya seakan tengah menyambutnya dipagi hari.

"Oh Citra, sadarlah. Tuan tidak ada disini." Citra bergumam sambil menepuk pelan pipinya.

Segera dia beranjak dari tempat tidur kemudian masuk ke kamar mandi dengan langkah terburu-buru. Dia tidak sabar ingin segera melihat senyuman itu lagi.

"Hmm Hmm Hmm.." Citra menyanyi dengan gumaman didalam kamar mandi karena saking gembiranya.

***

Nampak, Eric sedang berada diteras rumah. Citra terkejut karena baru kali ini dia mendapati tuannya yang mau keluar dari kamar atas keinginannya sendiri.

"Selamat pagi tuan." sapa Citra

"Pagi juga.." balas Eric

Ya Tuhan, senyumnya..

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang