22. Perasaan

3.4K 165 5
                                    

Langit pagi hari begitu cerah. Semua orang mulai menjalani rutinitas mereka masing-masing di kota yang padat. Citra menjalani aktivitasnya di cafe, Eric tengah sibuk di kantor, Bryan dan Sora sudah berangkat kuliah, Jihan mengantar orderan, dan saat ini sedang berhenti di depan lampu merah.

"Jihan!!"

Tiba-tiba seorang pria meneriaki namanya dari dalam mobil. Jihan dengan cepat menancap gas ketika lampu sudah berganti hijau.

"Jihan!! Berhenti!!"

Mobil itu terus mengejarnya tapi sayang kehilangan jejak karena motor Jihan melaju kencang.

***

Hari semakin siang, cafe tempat Citra bekerja begitu ramai pengunjung. Dan sekali lagi Citra dikejutkan oleh kedatangan Eric.

"Tuan, mau apalagi kau kesini?"

"Jangan khawatir, aku datang kesini sebagai pelanggan."

Citra pun tak kuasa mengusir Eric. Cafe itu bukan miliknya, dan siapapun berhak datang kesana. Kali ini Citra menyuguhkan americano dan sepotong strawbery cake.

"Silahkan menikmati." Citra berbalik badan berniat untuk pergi namun lagi-lagi Eric mencekal tangannya

"Temani aku." Pinta Eric dengan muka memelas

Citra mendengus sebal lalu mau tak mau duduk dihadapannya.

"Jangan marah-marah, kasihan anak kita." Goda Eric dengan senyum imutnya

"Jangan mengatakan itu ugh." Citra memalingkan mukanya yang memerah

Eric tertawa kecil.

"Apa aku salah bicara?" Tanya Eric sambil menyendok kue.

"A.."

Baru Citra membuka mulutnya untuk membalas, sesendok cake itu masuk ke mulutnya.

"Tuan, kau apa-apaan sih?" Citra mendengus namun dalam hatinya dia merasa senang melihat Eric yang tertawa. Beberapa detik kemudian tawa itu memudar, dan pembicaraan kembali serius.

"Citra, bagaimana kalau kamu tinggal di apartemenku? Setidaknya sampai anak kita lahir. Setiap hari aku terus kepikiran dengan keadaanmu."

"Terima kasih tuan. Tapi itu tidak perlu."

"Apa kamu takut aku akan berbuat macam-macam? Jangan khawatir aku tidak akan melakukan itu padamu."

"Tidak, bukan masalah itu. Tapi.. kau sudah berkeluarga tuan. Kau tidak perlu memikirkan aku."

"Bagaimana aku tidak memikirkanmu Citra. Sementara kamu sedang mengandung darah dagingku. Kalau sampai terjadi sesuatu, aku akan merasa bersalah."

"Jangan khawatir tuan, aku yakin aku akan baik-baik saja."

Eric menghembuskan nafas kasar, dia pun menyerah untuk membujuk Citra yang keras kepala.

"Tuan, bukannya sudah kuperingatkan? Untuk jangan menemuiku lagi, tapi kenapa kau masih menemuiku?"

"Karena.. aku mencemaskanmu."

Shit, kenapa sulit sekali mengungkapkan perasaanku padanya.

Eric mengumpat dirinya sendiri dalam hati.

"Bukannya kau baru menikah? Harusnya kau memperhatikan istrimu tuan."

Eric tersenyum miring. "Istri? Maksudmu, wanita iblis itu ya?" Eric tertawa keras

"Tuan, masa kau mengatai istrimu sendiri."

"Masa bodoh. Aku tidak pernah menyukainya."

"Tapi bagaimanapun juga dia adalah istrimu tuan."

Eric perlahan meraih tangan Citra. "Dalam hatiku hanya ada dirimu, Citra."

Deg

Muka Citra merona seiring jantungnya yang berdetak cepat. Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan mereka dari arah kejauhan sambil memberikan tatapan tajam.

Jadi dia ya, wanita yang membuatmu menolakku mentah-mentah. Awas kau ya.

Citra tersadar lalu segera menarik tangannya dari genggaman Eric. Sesaat Citra terlena dengan tatapan mata Eric dan senyumnya yang menawan. Senyum yang membuat hatinya meleleh. Setelah menghabiskan waktu cukup lama, Eric pun pergi meninggalkan cafe itu.

***

"Bagus ya! Ternyata diam-diam kau selingkuh di belakangku." Nadia menginterogasi Eric yang baru pulang kerja di lantai dua

"Bicara apa kau?" Tanya Eric dengan ekspresi datar

"Kau pikir aku tidak tahu? Kau tadi siang berduaan dengan seorang barista kan."

Mata Eric terbelalak.

"Darimana kau tahu?"

"Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Kalau kau masih menemuinya, aku akan memberinya perhitungan." Gertak Nadia

"Jangan coba-coba menyakitinya." Peringat Eric

Nadia tersenyum angkuh sambil melipat tangannya didada.

"Kalau begitu lupakan dia, dan mulailah untuk menerimaku."

Eric tersenyum sinis.

"Bukannya sudah ku tegaskan, aku tidak akan pernah bisa menerimamu. Sampai kapanpun." Eric berbalik badan meninggalkan Nadia yang merasa geram

"Aku bersumpah, aku akan membuatmu bertekuk lutut Eric."








Tbc
10 Oktober 2020

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang